Bertemu Prabowo, PM Li Qiang Bawa Prospek Kerja Sama Rp162,8 Triliun

Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan PM China Li Qiang di Istana Merdeka Jakarta, Minggu (25/5/2025). Dok. BPMI Setpres RI.
Di sisi lain, Kepala Negara juga menyoroti pentingnya diversifikasi investasi, dengan menekankan bahwa masa depan Indonesia membutuhkan akselerasi di sektor-sektor dengan nilai tambah tinggi dan berdampak sosial langsung.
"Saya mengajak para pengusaha Indonesia melihat Tiongkok sebagai mitra belajar, mitra produksi, mitra untuk bisa bersama-sama masuk ke pasar global," kata Prabowo.
PM Li Qiang bawa prospek kerja implementasi investasi USD10 miliar
Kedatangan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Li Qiang ke Indonesia, pada 24-26 Mei 2025, jelas tak hanya seremonial, tetapi juga membawa prospek kerja sama konkret. Termasuk implementasi investasi USD10 miliar (Rp162,8 triliun) yang sebelumnya disepakati kedua negara.
"Investasi tersebut sudah mulai berjalan dan mencakup sejumlah sektor strategis," ujar Menteri Investasi Rosan Roeslani kepada media saat menyambut kedatangan PM Li Qiang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (24/5/2025) sore.
Kunjungan kenegaraan Li Qiang selama 24-26 Mei 2025, dalam rangka kunjungan balasan Presiden Prabowo Subianto ke China pada 8-10 November 2024.
Selain proyek yang telah berjalan, kunjungan PM Li juga membuka peluang bagi sejumlah kerja sama baru di bidang transportasi, pengembangan klaster industri, hilirisasi mineral, dan sektor kimia. Proyek-proyek ini melibatkan kolaborasi antara perusahaan swasta, BUMN, dan mitra asing.
"Yang baru ini sifatnya lintas sektor, mulai dari gerbong kereta api, industri baterai kendaraan listrik, hingga industri kimia. Kami akan mengawal realisasinya agar sesuai harapan," kata mantan Dubes RI di Amerika Serikat itu.
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa kerja sama ekonomi dengan China akan terus diperluas sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan industri nasional dan mempercepat hilirisasi sumber daya alam.
Menanggapi isu kebijakan luar negeri seperti hubungan dagang dengan Amerika Serikat, Menteri Rosan menegaskan bahwa fokus utama adalah memperdalam kemitraan bilateral yang saling menguntungkan. "Kita akan lebih fokus untuk pembahasan penguatan kolaborasi dua negara." ***
Related News

Mentan Ungkap Penyebab Beras Surplus Tapi Harga Masih di Atas HET

Prabowo Ultimatum Jenderal di Belakang Perkebunan dan Tambang Ilegal

Presiden: Demokrasi Kita Bukan Saling Hujat dan Menjatuhkan

Kasus Tambang Ilegal di Kalteng, Polri Tetapkan Seorang Tersangka

Geledah Rumah Gus Yaqut, KPK Sita Dokumen dan Barang Bukti Elektronik

Berantas Tambang Ilegal, Presiden akan Tindak Tegas Beking Jenderal