Biaya Logistik Ditargetkan Turun ke 8 Persen di 2045

Biaya Logistik nasional ditargetkan turun dari 14,29% pada 2022 menjadi 8% di tahun 2045
EmitenNews.com - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar sangat membutuhkan infrastruktur konektivitas seperti jalan, pelabuhan, dan bandara dimana kehadiran infrastruktur ini dapat membuat biaya logistik lebih efisien. Efisiensi biaya logistik mejadi sangat penting untuk mendongkrak daya saing investasi di Indonesia.
“Tahun lalu bersama Menteri Bappenas dan Kepala BPS telah meluncurkan biaya logistik nasional, yang angkanya di tahun 2022 sebesar 14,29%. Kemudian kita mendorong agar sepuluh tahun ke depan bisa mendekati single digit dan di 2045 targetnya adalah 8%,” ujar Menko Dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Selasa (20/02).
Sepanjang tahun 2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05% (yoy) dan mampu lebih tinggi dari angka consensus forecast sebesar 5,03%. Capaian yang baik ini ditopang oleh komponen pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,82% (yoy) maupun PMTB/Investasi 4,40% (yoy).
Berdasarkan lapangan usaha, sektor yang tumbuh paling tinggi adalah sektor Transportasi dan Pergudangan. Sedangkan menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi disumbang oleh konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).
Airlangga yang hadir secara virtual menghimbau untuk tidak berpuas diri dengan capaian yang sudah ada di tengah berbagai tantangan yang harus dihadapi. Indonesia perlu menggerakan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi secara berkesinambungan ke depan dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
“Yang pertama mesin konvensional. Kita ketahui bersama tentunya kita harus membuka pasar ekspor dan kita harus meningkatkan produktivitas serta mendorong investasi yang lebih produktif atau lebih efisien. Kita tahu Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita sekarang sekitar 6, kita harus efisienkan sehingga ICOR targetnya ke angka 4,” tuturnya.
Kemudian yang kedua yakni mesin ekonomi baru atau mesin digital yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan. Lalu yang ketiga menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan.
Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kinerja logistik melalui berbagai kebijakan, salah satunya melalui implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi sistem informasi antar instansi dan pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional.
“Perbaikan sistem logistik ini juga Indonesia sedang memperhatikan untuk bergabung dan mempelajari Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) untuk memperluas fokus pasar di Amerika Selatan dan Amerika Tengah,” pungkas Airlangga.(*)
Related News

Periksa! 10 Saham Top Losers Pekan Ini

Cek! Berikut 10 Saham Top Gainers dalam Sepekan

IHSG Fluktuatif, Rerata Nilai Transaksi Harian Melorot 12,35 Persen

Bali dan Singapura Destinasi Favorit di Libur Sekolah

Bantuan Pangan Beras Disalurkan Awal Juli ke 18,2 Juta Keluarga

Jelang BTN Jakim 2025, Peserta Antusias Ambil Race Pack