EmitenNews.com - Pendiri Jababeka (KIJA) Setyono Djuandi (SD) Darmono turun gunung. Ia kembali memangku jabatan CEO Jababeka dari sebelumnya menjabat komisaris utama perseroan. Itu sebagai komitmen untuk menuntaskan beragam problem perseroan.

Maklum, tantangan ekonomi, dan geopolitik begitu pelik belakangan ini. ”Posisi keuangan perseroan sangat sehat dengan ekuitas Rp6,9 triliun jauh di atas total jumlah pinjaman kurang lebih Rp4,4 triliun,” tutur SD Darmono, di sela-sela pelaksanaan RUPS Tahunan pada Jumat, 28 Juni 2024. 

Kendati begitu, sebut SD Darmono, menilik situasi ekonomi saat ini, dan ke depan jumlah utang tersebut masih membebani perusahaan. ”Kalau tidak diimbangi oleh penjualan cukup dari land bank (nilai buku) sekitar Rp7,6 triliun, padahal nilai pasar berkisar Rp21,6 triliun,” imbuhnya. 

Nah, guna mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan langkah strategis sebagai berikut. Modal dasar perseroan perlu ditingkatkan untuk memberi kesiapan kalau di masa mendatang perseroan akan melakukan rencana right issue sehingga modal dasar telah mencukupi. Rencana right issue di masa mendatang untuk mengurangi jumlah utang. 

Kinerja perusahaan perlu ditingkatkan melalui penjualan aset-aset tidak segera memberikan hasil (yield). Mengurangi biaya-biaya tidak diperlukan, dan melakukan efisiensi dengan pengendalian yang disentralisasi akan segera dilakukan agar tercipta suatu sinergi di Jababeka. Dan, menjual entitas anak tidak sesuai harapan. 

Dengan demikian diharapkan perseroan akan menjadi lebih sehat, mampu memberikan dividen sesuai harapan, dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Menyusul rotasi direksi dan komisaris, formulasi pengurus perseroan menjadi sebagai berikut.

Formasi dewan komisaris meliputi Komisaris Utama/Komisaris Independen Suhardi Alius, Komisaris Gan Michael, dan Komisaris/Komisaris Independen Basuri Tjahaja Purnama alias adik Ahok. Direksi terdiri dari Direktur Utama SD Darmono, Wakil Direktur Utama Budianto Liman, Direktur Tjahjadi Rahardja, dan Direktur Hyanto Wihadhi. (*)