Bos BCA: Dampak Pilpres Baru Terasa Kuartal IV Bagi Investor
ilustrasi market. Dok/Emitennews
EmitenNews.com - Bank Central Asia (BBCA) mengakui dampak Pilpres 2024 baru terasa kuartal IV-2024. Tidak disangkal Pilres satu putaran sangat membantu menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
"Kepastian nasib pemerintahan Indonesia ke depan sangat dinanti pelaku usaha maupun investor, baik dalam dan luar negeri," tutur Jahja Setiaatmadja, dalam KBSA Live Spesial di Youtube, Kamis (22/1).
Jahja menegaskan Indonesia sudah berpengalaman menyelenggarakan pemilu berkali kali sejak memasuki masa Reformasi 1998. Semua penyelenggaraan pemilu bisa berlangsung damai dan relatif tertib.
"Namun bagi para investor terutama asing, kepastian lebih cepat tentang pemerintahan ke depan akan mendorong lebih yakin untuk menempatkan dana di Indonesia," ujar Jahja.
Kalau Pilpres 2024 selesai satu putaran, pelaku dan investor masih akan menunggu kepastian komposisi kabinet pemerintahan ke depan. Itu semua bergantung pada koalisi politik pasca-pemilu 2024. "Kepastian itu baru akan muncul kuartal IV," tambah Jahja.
Oleh sebab itu, BCA kemungkinan bersikap relatif konservatif tahun ini. Tidak terburu-buru bersikap terlalu optimistis, namun juga tidak terlalu pesimis. "Kemungkinan besar belum akan melakukan perubahan rencana bisnis bank (RBB) 2024. Masih ada waktu melakukan perubahan sampai Juni," jelas Jahja.
Tahun ini, pertumbuhan kredit mencapai 11 persen. Proyeksi itu, diyakini dicapai dengan kondisi likuiditas memadai. "Tapi kalau ternyata bisa tumbuh lebih tinggi, itu bukan suatu yang haram juga. Tahun lalu kredit kami mampu tumbuh," pungkas Jahja. (*)
Related News
Bencana Aceh, Sumut dan Sumbar, Satgas PKH Selidiki 31 Perusahaan
Kapolri Maju Terus, Perpol 10 Tahun 2025 akan Ditingkatkan jadi PP
Kasus Korupsi Laptop Chromebook, Jaksa Ungkap Nadiem Terima Rp809M
OJK Diminta Hapus Aturan Bolehkan Debt Collector Tagih Utang
Hampir Separuh Penduduk Diproyeksikan Bepergian Saat Libur Nataru
Waspada Siber, IRPA Dorong Penguatan Resiliensi Industri Keuangan





