EmitenNews.com - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) secara resmi menetapkan pergantian nama dari PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk menjadi PT MNC Energy Investments Tbk. Namun demikian, kode saham emiten ini masih menggunakan IATA.
Perseroan sekaligus mengubah kegiatan usaha utamanya dari perusahaan pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara, menjadi bidang investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan batubara. "Perubahan ini dilakukan untuk memitigasi kerugian akibat pandemi Covid-19,"tulis Manajemen IATA, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/2).
IATA mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 7,2 juta di bulan September 2021, naik 15% dibanding USD 6,3 juta pada bulan September 2020. Akan tetapi, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar USD 4,7 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021, naik 118% dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar USD 2,1 juta.
Sementara itu Hary Tanoesoedibjo CEO MNC Group dalam konprensi pers secara virtual pasca RUPS menyatakan bahwa, mengingat industri penerbangan masih belum pulih, IATA meyakini ekspansi di bidang usaha baru menjadi solusi untuk memperbaiki nilai perusahaan. Memanfaatkan momentum yang timbul dari lonjakan harga komoditas batubara yang berkelanjutan dan permintaannya yang terus meningkat, IATA mengambil langkah strategis dengan merambah ke sektor energi, khususnya tambang batubara.
Kinerja keuangan IATA tahun 2022 diperkirakan akan sangat baik, dengan ekspektasi peningkatan pendapatan hingga 3x lipat dari tahun 2021, setelah mengalami kerugian sejak tahun 2008, tutup Hary Tanoe.
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III
Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Pertahankan Target Pertumbuhan 2024
WTON Sebut Capai Target Kontrak Baru Hingga 81 Persen di Oktober 2024
Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang Rp3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen