EmitenNews.com - Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat  terdapat 295 patahan aktif di Pulau Jawa. Data menunjukkan, terdapat kejadian gempa minimal satu kali dalam 10 ribu tahun. Sesar-sesar di Pulau Jawa terlihat melewati kota-kota besar dengan infrastruktur yang sudah terbangun dan padat penduduk. 

Berita Humas BRIN pada Kamis (4/4/2024), menyebutkan, Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menyampaikan bahwa 295 titik patahan aktif di Pulau Jawa itu didapatkan berdasarkan data tektonik pada 2017.

“Pada 2024 kita sedang melakukan pemutakhiran sumber gempa ini. Data yang kita pahami hampir 400 sumber gempa,” ujar Nuraini Rahma Hanifa dalam webinar Talk to Scientist pada  Rabu (3/4/2024).

Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Ocky Karna Radjasa, menyampaikan perlu pengembangan riset yang menunjukkan adanya ancaman bencana sesar darat. Hal itu perlu dilakukan karena terdapat ancaman gempa bumi di Pulau Jawa tidak hanya berasal dari jalur subduksi.

Ocky Karna Radjasa mencontohkan, gempa di Bawean beberapa minggu lalu, yang dampak guncangannya terasa hingga Surabaya, justru terjadi pada lokasi yang belum terpetakan dengan baik. Karena itu, diharapkan kegiatan ini bisa menambah pengetahuan dan basis data patahan aktif di Jawa.

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Sonny Aribowo, juga turut mengatakan bahwa sesar-sesar di Pulau Jawa terlihat melewati kota-kota besar dengan infrastruktur yang sudah terbangun dan padat penduduk. Sesar-sesar lain yang sudah terpetakan perlu dilakukan penelitian lebih detail.

“Gempa di Bawean terjadi berdasarkan data tektonik adanya patahan tua namanya muria fault yang mungkin reaktivasi lagi. Karena kita masih punya tektonik fault dari subduksi di Selatan,” kata Sonny Aribowo seperti dikutip dari Info Publik. ***