Cair 12 Januari, Pemodal Adaro (ADRO) Berebut Dividen Interim Rp199,98 per Lembar
EmitenNews.com - Adaro Energy (ADRO) akan menggulirkan dividen interim USD400 juta alias Rp6,17 triliun. Itu dengan kurs tengah Bank Indonesia pada 2 Januari 2024 senilai Rp15.439 per dolar Amerika Serikat (USD). Pembagian dividen itu, akan menyasar 30,88 miliar lembar saham.
Menyusul penetapan kurs itu, pemegang saham perseroan akan menerima santunan dividen interim tunai senilai Rp199,98 per eksemplar. Nah, alokasi dividen itu, diambil sekitar 33 persen dari raihan laba bersih per 30 September 2023 senilai USD1,21 miliar.
Rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2023 itu, sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 14 Desember 2023. Nah, rincian pembagian dividen interim akan dibayar menjadi sebagai berikut.
Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 28 Desember 2023. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 29 Desember 2023. Cum dividen pasar tunai pada 2 Januari 2024. Ex dividen pasar tunai pada 3 Januari 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai pada 2 Januari 2024 pukul 16.00 WIB.
Pembayaran dividen pada 12 Januari 2024. Pembayaran dividen itu, bersandar pada laporan keuangan per 30 September 2023 dengan tabulasi laba bersih USD1,21 miliar. Saldo laba ditahan dengan alokasi penggunaan belum ditentukan USD5,13 miliar. Total ekuitas terakumulasi USD7,41 miliar.
Berdasar komposisi pemegang saham, Adaro strategic Investment akan meraih USD175,64 juta atau 43,91 persen dari total dividen. Lalu, Garibaldi Thohir akan menerima USD24,72 juta atau 6,18 persen. Berikutnya, Affiliation akan menadah USD29,88 juta atau 7,47 persen. Edwin Soeryadjaya akan mengempit USD13,16 juta atau 3,29 persen.
Selanjutnya, Theodore Permadi Rachmat akan menerima USD10,16 juta atau 2,54 persen. Sedang investor publik akan memperebutkan 32,78 persen. Per 30 September 2023, Adaro Energy mencatat laba bersih USD1,21 miliar, menukik 35,9 persen dibanding periode sama 2022 sejumlah USD1,903 miliar. Efeknya, laba per saham dasar susut ke USD0,03941 dari posisi sama 2022 di level USD0,06122.
Itu dipicu pendapatan usaha turun 15,7 persen secara tahunan menjadi USD4,981 miliar. Padahal, perseroan mentabulasi volume penjualan 49,12 juta ton alias tumbuh 11 persen. Sayangnya, nilai ekspor batu bara kepada pihak ketiga turun 20,7 persen menjadi USD4,098 miliar. Pemantiknya, harga jual rata-rata turun 25 persen. (*)
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M