EmitenNews.com -Perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Pulau Subur Tbk (PTPS) memproyeksikan laba bersih tahun berjalan di 2023 sebesar Rp29,11 miliar atau bertumbuh 5,2 persen (year-on-year), karena kinerja penjualan di sepanjang tahun ini diperkirakan bakal melanjutkan tren pertumbuhan signifikan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

 

Direktur Utama PTPS, Felix Safei menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir kinerja keuangan Perseroan berada dalam tren bertumbuh, bahkan penjualan selama tiga bulan pertama tahun ini sudah tercatat meningkat 12,42 persen menjadi Rp13,85 miliar dari Rp12,32 miliar pada Kuartal I-2022.

 

“Secara histroris, setiap tahun kinerja penjualan PT Pulau Subur Tbk mampu berada dalam tren pertumbuhan, sehingga kondisi ini mampu mendorong kinerja bottom line Perseroan untuk terus mencatatkan capaian positif,” kata Felix dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Kamis (5/10).

 

Menurut Felix, pertumbuhan penjualan di Kuartal I-2023, terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan tandan buah segar (TBS), meski harga jual TBS relatif stabil dibanding Kuartal I-2022. Pada tiga bulan pertama tahun ini, penjualan terbesar dilakukan kepada PT Gelumbang Agro mencapai Rp8,74 miliar dan selebihnya dibeli PT Daya Semesta Agro Persada. “Tingkat produktivitas tanaman dan umur tanaman yang memasuki masa produktif menjadi pendorong tingginya volume penjualan,” ucapnya.

 

Dia memperkirakan, laba bersih tahun berjalan PTPS untuk sepanjang 2023 akan mencapai Rp29,11 miliar atau mengalami pertumbuhan dibanding Tahun Buku 2022 yang senilai Rp27,67 miliar. Apabila mengacu pada kebijakan dividen Perseroan yang maksimal 30 persen dari laba bersih, maka kondisi keuangan PTPS memungkinkan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp8,73 miliar.

 

Felix mengungkapkan, saldo laba PTPS yang sudah dicadangkan hingga akhir 2023 diperkirakan sebesar Rp8,67 miliar atau melonjak 52,91 persen (y-o-y). Bahkan, jelas dia, saldo laba yang belum dicadangkan per 31 Desember 2023 bisa mencapai Rp31,95 miliar atau melambung 119,29 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang senilai Rp14,57 miliar.

 

Lebih lanjut dia menegaskan, proyeksi positif pada kinerja keuangan PTPS tersebut tentunya ditopang oleh pertumbuhan penjualan secara berkelanjutan. Pada Tahun Buku 2022, penjualan PTPS mencapai Rp64,3 miliar atau melambung 27,86 persen dibanding setahun sebelumnya Rp50,29 miliar. Perolehan penjualan di 2022 ini setara dengan lonjakan 85,85 persen dibandingkan dengan raihan nilai penjualan di 2021 senilai Rp27,06 miliar.

 

Produktivitas kebun yang tinggi dan kondisi tanaman yang memasuki umur produktif  telah mendorong peningkatan volume penjualan TBS di sepanjang 2022, meskipun harga jual TBS pada tahun lalu sedikit melemah. Namun demikian, volume penjualan yang tinggi mampu mengatrol nilai penjualan pada 2022.

 

Dengan adanya pertumbuhan yang berkelanjutan tersebut, ujar Felix, jumlah ekuitas PTPS hingga akhir 2023 atau setelah sukses melaksanakan IPO, diperkirakan mencapai Rp172,8 miliar atau meroket 219,88 persen (y-o-y). Sedangkan, total aset per 31 Desember 2023 diproyeksikan sebesar Rp179,4 miliar atau melesat 145,55 persen (y-o-y) dan pada pengujung tahun depan total aset Perseroan diperkirakan sudah mencapai Rp195,09 miliar.