EmitenNews.com—PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER), emiten yang produksi minuman beralkohol (minol) merek Cap Tikus, optimistis pada 2023 pendapatan dan laba akan melonjak 50 persen. Adapun proyeksi pendapatan dan laba 2022 masing-masing sebesar Rp 75 miliar dan Rp 15 miliar. Hal ini ditopang distribusi merata di daerah dan ceruk pasar minuman alkohol domestik yang masih besar.

 

Direktur Keuangan Jobubu Jarum Minahasa Fransiskus Xaverius Teguh Hendarto menjelaskan, pertumbuhan pendapatan ini akan ditopang produk baru yakni Daebak Spark dengan varian Iced Lemon Tea dan Blood Orange yang masuk dalam kategori golongan A dengan kadar alkohol maksimal 5%. “Produk Daebak Spark ini diharapkan meningkatkan penjualan BEER hingga 5x lipat,” jelasnya kepada Media, Jumat (27/1/2023).

 

Untuk meningkatkan penjualan produk baru tersebut, Jobubu Jarum Minahasa sudah bekerja sama dengan 1.000 supermarket seperti Pepito, Grand Lucky, Frestive, Minimart, dan Circle K yang berlokasi di Bali. Ke depannya, lanjut Teguh, Jobubu Jarum Minahasa akan memasarkan produk ini ke seluruh Pulau Jawa. “Maka dari itu, dana hasil IPO (initial public offering) salah satu tujuannya adalah untuk membangun pabrik di Kabupaten Semarang,” ujarnya.

 

Pembangunan pabrik di Semarang ini akan memakan waktu 2 tahun dengan kapasitas produksi yang masih dalam tahap desain. Namun yang pasti, volume produksi akan disesuaikan dengan permintaan.

 

Untuk diketahui, dana IPO sebanyak Rp 9,25 miliar digunakan untuk pembelian lahan di Semarang, lalu sebesar Rp 10,74 miliar digunakan untuk pembangunan pabrik dan infrastruktur pendukungnya.

 

Adapun saat ini perseroan memiliki satu pabrik yang berlokasi di Minahasa Selatan, Sulut dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta liter selama 2022. “Kapasitas produksi ini apabila dibutuhkan dapat ditingkatkan dengan menambahkan jadwal shift,” kata dia.

 

Untuk diketahui, meski dalam audit, Jobubu Jarum Minahasa memproyeksikan pendapatan 2022 berkisar mencapai Rp 75 miliar dan laba bersih sebesar Rp 15 miliar. Proyeksi ini bertumbuh 50% dari capaian 2021.

 

Adapun saat ini, BEER memiliki satu pabrik di Minahasa Selatan dengan kapasitas produksi sebanyak 1 juta liter selama 2022. “Kapasitas produksi ini apabila dibutuhkan dapat ditingkatkan dengan menambahkan jadwal shift,” jelas Teguh.

 

Hal itu menjadi alasan perseroan untuk menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun 2023 hingga 50%. Tahun lalu, meski dalam proses audit, BEER memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 75 miliar dan laba bersih Rp 15 miliar. Pencapaian tersebut tumbuh 50% dibandingkan tahun 2021.