Selain itu, perseroan mencatat total aset sebesar Rp2,38 triliun, atau turun 2,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,44 triliun.

 

Perseroan juga menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp84 miliar atau naik 60 persen dibanding tahun sebelumnya sekitar Rp52,53 miliar. Perseroan juga menargetkan penjualan pada 2023 sebesar Rp1,2 triliun.

 

Sekretaris Perusahaan INTA Astri Duhita Sari mengungkapkan perusahaan menargetkan peningkatan penjualan sejalan dengan tren penjualan alat berat.

 

Peningkatan permintaan alat berat berasal dari sektor pertambangan batu bara dan nikel, perkebunan, dan proyek infrastruktur akan menjadi penopang utama.

 

"Sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk pembelian alat berat dan peremajaan rental fleet serta pengembangan software enterprise resource planning (ERP)," kata Astri.

 

INTA berharap dengan peningkatan belanja modal tahun ini dan mengontrol biaya operasional akan mendukung meningkatkan penjualan alat berat sehingga berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan di tahun 2023.

 

Pada tahun 2023, walaupun banyak pembahasan mengenai resesi, namun perusahaan cukup optimis dan tetap bertahan dengan memanfaatkan momentum batu bara dan nikel yang sedang high demand.