CBUT Pede Kinerja Meningkat di Q4-2024, Ini Katalisnya
Direktur Utama PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), Ronny Hertyanto Raharjo saat bersama media di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Rabu (2/10/2024). Foto/Rizki EmitenNews
EmitenNews.com -PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), anak usaha PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), memproyeksikan peningkatan kinerja pada semester II-2024 setelah mengalami penurunan laba bersih sebesar 75 persen menjadi Rp22 miliar pada paruh pertama tahun ini. Direktur Utama CBUT, Ronny Hertyanto Raharjo, mengungkapkan bahwa kinerja perseroan mulai membaik menjelang akhir kuartal III-2024.
"Dari indikator yang terlihat, performa pada bulan September cukup positif, walaupun pada periode Juni hingga Agustus terdapat beberapa tantangan," ujar Ronny dalam sebuah wawancara di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Rabu (2/10/2024). Dia optimistis tren positif ini akan terus berlanjut hingga kuartal IV-2024, terutama dengan kontrak yang telah diamankan hingga akhir tahun.
Industri minyak sawit atau crude palm oil (CPO) pada tahun ini dihadapkan pada tantangan besar, termasuk penurunan produksi yang merupakan bagian dari siklus lima tahunan. Meskipun demikian, CBUT masih dapat menjaga stabilitas pasokan bahan baku CPO berkat dukungan SSMS yang memenuhi sekitar 70-80 persen kapasitas pabrik refinery perseroan. Namun, harga CPO yang meningkat hingga Rp13.000 per kg turut mempengaruhi margin bisnis perusahaan.
"Kenaikan harga bahan baku memberikan tekanan pada margin kami, khususnya pada produk minyak goreng (olein) yang menjadi salah satu andalan penjualan," jelas Ronny. Untuk menghadapi tantangan ini, CBUT menerapkan strategi diversifikasi produk dengan memodifikasi portofolio produk turunan CPO dan crude palm kernel oil (CPKO), guna menjaga fleksibilitas dalam merespons perubahan pasar.
Ronny menekankan bahwa tantangan ini tidak hanya dihadapi oleh CBUT, melainkan juga oleh pabrik-pabrik hilir minyak sawit di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan harus menghentikan operasional sementara akibat kenaikan harga CPO yang terus meningkat.
Meski demikian, Ronny optimistis bahwa industri CPO akan mengalami perbaikan pada 2025. "Berdasarkan beberapa proyeksi, tahun depan kita akan melihat perbaikan, terutama karena kita sudah melewati siklus terburuk pada tahun ini. Namun, tetap ada ketidakpastian terkait harga dan kebijakan pemerintah yang bisa mempengaruhi pasar," tutup Ronny.
Dengan optimisme ini, CBUT akan terus memantau perkembangan pasar dan beradaptasi dengan kondisi yang ada demi mempertahankan pertumbuhan dan kinerja positif pada tahun-tahun mendatang.
Related News
Emiten Prajogo (PTRO) Gelar Stock Split 1:10 Saham Bulan Depan
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya