Danantara-GEM Kerja Sama Proyek Metalurgi Hijau Senilai Rp23 Triliun

Ilustrasi Wisma Danantara Indonesia. Dok. Koran Jakarta.
EmitenNews.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara mengkatalisasi investasi strategis yang mempercepat transformasi sosial-ekonomi Indonesia. Danantara melalui Danantara Investment Management (DIM), meneken Pokok Perjanjian atau Head of Agreement (HoA) dengan GEM Limited. Nilai proyek kolaborasi dengan perusahaan asal China di bidang metalurgi hijau dan solusi ekonomi sirkular itu, Rp23 triliun.
Perjanjian menetapkan kerangka kerja untuk potensi investasi bersama dalam fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan rencana kapasitas 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran per tahun. Proyek ini bernilai USD1,42 miliar atau setara Rp23,11 triliun (kurs Rp16.277).
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani dalam keterangan di Jakarta, Rabu (27/8/2025), mengatakan kemitraan dengan GEM Limited tonggak penting dalam misi Danantara Indonesia untuk mengkatalisasi investasi strategis yang mempercepat transformasi sosial-ekonomi Indonesia.
Menjalin kerja sama dengan pelopor global dalam metalurgi hijau, dinilai dapat memajukan agenda hilirisasi nasional sekaligus memastikan keberlanjutan dan inovasi tetap menjadi yang terdepan.
“Integrasi penelitian dan pengembangan, energi hijau, serta daur ulang siklus tertutup mencerminkan jenis proyek berdampak tinggi yang akan menciptakan nilai jangka panjang bagi Indonesia dan mitra investasi kami,” ujar Rosan Roeslani.
Proyek yang diproyeksikan bernilai sekitar Rp23,11 triliun ini, diharapkan melibatkan kolaborasi dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dengan potensi partisipasi dari mitra global lainnya.
Kita tahu, GEM Limited dikenal luas atas komitmen kuat terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia, menginvestasikan USD30 juta untuk mendirikan laboratorium penelitian metalurgi mutakhir bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuannya, memperkuat peran Indonesia sebagai pusat penelitian dan pengembangan.
Dalam lima tahun ke depan, inisiatif di Indonesia Green Industrial Park (IGIP) bertujuan untuk menciptakan hingga 80.000 lapangan kerja baru, yang memberikan manfaat ekonomi yang luas.
Berdiri pada 2001 di Shenzhen, China, GEM Limited merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shenzhen dan Bursa Efek Swiss, dengan lebih dari 11.000 karyawan di China, Afrika Selatan, Korea, serta Indonesia.
Asal tahu saja, GEM Limited merupakan pelopor global dalam pertambangan dan daur ulang perkotaan, yang memproses lebih dari 10 persen baterai EV dan limbah elektronik akhir masa pakai China setiap tahunnya. Juga memulihkan lebih dari 20 mineral penting, termasuk kobalt, nikel, dan litium.
Untuk Indonesia, GEM telah melakukan investasi signifikan dalam material energi baru berbasis nikel. Termasuk pendirian kawasan industri nikel berteknologi tinggi, laboratorium inovasi bersama dengan universitas-universitas di Indonesia, serta program beasiswa yang menghasilkan lulusan magister dan doktoral di bidang metalurgi.
World Economic Forum (WEF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui kepemimpinan GEM Limited dalam ekonomi sirkular, yang menjadi titik acuan global dalam industri metalurgi hijau, dengan menggabungkan skala, inovasi, dan keberlanjutan. ***
Related News

Wamen ESDM Ungkap tak ada Perpanjangan Izin Ekspor Tembaga Freeport

BEI Umumkan 8 Saham Keluar dari Pemantauan Khusus, Besok!

Ekonom Bank Mandiri Yakin Ekonomi RI 2025 Bisa Tembus 5 Persen

Utilisasi Industri Kendaraan Bermotor Turun dari 75 ke 55 Persen

Ini Enam Program Prioritas Kemenperin untuk 5 Tahun ke Depan

Syngenta Luncurkan Benih Padi Ningrat NK2133, Produktivitas Naik!