Demi Keselamatan dan Lingkungan, ASEAN Akur Atur Pertambangan Rakyat
Negara-negara ASEAN menyepakati pentingnya pengaturan dan integrasi pertambangan rakyat dan skala kecil.
EmitenNews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan ASEAN-IGF Workshop on Formalization of Artisanal and Small-Scale Mining di Bali, 29 April 2024 yang merupakan rangkaian acara pertemuan the 11th ASOMM ke-11. Dalam diskusi dibahas secara mendalam beberapa permasalahan terkait pertambangan rakyat dan pertambangan skala kecil.
"Dalam diskusi seluruh delegasi negara-negara ASEAN yang hadir menyepakati pentingnya integrasi pertambangan rakyat dan skala kecil. Dari diskusi diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi awal, termasuk strategi manajemen pertambangan rakyat dan skala kecil awal dan/atau kerangka kerja model atau pedoman formalisasi pertambangan rakyat dan skala kecil," kata Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Julian Ambassadur dalam siaran persnya.
Julian menyampaikan beberapa negara telah berupaya menerbitkan regulasi terkait pertambangan rakyat, namun masih banyak masyarakat yang melakukan pertambangan secara illegal.
"Jika tidak diatur dan tidak dimonitor dengan baik, pertambangan rakyat berpotensi terhadap jaminan keselamatan dan pengelolaan lingkungan yang signifikan," tegasnya.
Menurut sebuah studi global oleh Intergovernmental Forum on Mining, Minerals, Metals and Sustainable Development (IGF), sekitar 80% penambang rakyat merupakan pertambangan tanpa izin (PETI). Pertambangan ini umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan, serta dampak sosio-ekonomi.
"PETI dapat menjerat sebagian besar penambang dan masyarakat dalam siklus kemiskinan dan mengecualikan mereka dari perlindungan hukum dan dukungan yang dibutuhkan," ungkap Julian.
ASOMM JWG ke-11 merupakan sarana berbagi pengetahuan dan praktik pertambangan dan pengolahan mineral yang baik, termasuk dari negara yang memiliki aspek pertambangan maju dan organisasi internasional yang sangating untuk negara-negara ASEAN. "Sangat penting bagi ASEAN untuk mempelajari cara mengintegrasikan sektor ini ke dalam ekonomi, masyarakat, dan sistem regulasi yang formal," tambah Julian.
Workshop ASOMM JWG ke-11 dimulai dengan pemaparan hasil pengumpulan baseline data yang dilakukan pada tahun 2023 untuk mendapatkan data dan informasi dari negara anggota ASEAN mengenai praktik pertambangan rakyat dan skala kecil di setiap negara ASEAN oleh Dr. Agus Wahyudi dari Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA.(*)
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan