EmitenNews.com - Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor solar, dan dapat menghemat cadangan devisa. Bayangkan. Penerapan bahan bakar minyak (BBM) biodiesel campuran B40 dapat menghemat devisa negara hingga Rp404,32 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hal itu dalam sambutannya pada Green Initiative Conference 2024, di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

“BBM B40 sih sudah siap, karena kita sekarang (BBM) B35. Biodiesel ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Devisa yang diselamatkan adalah Rp404,32 triliun," kata Airlangga Hartarto.

Dengan tersedianya biodiesel B40, jelas akan mengurangi ketergantungan pada impor solar sehingga menghemat cadangan devisa.

Untuk jenis B35 yang sudah diterapkan, Pemerintah mencatat saat ini telah mengalokasikan biodiesel tersebut sebesar 13,4 juta kiloliter. B40 direncanakan bakal menggantikan B35 mulai 2025.

B40 merupakan BBM dengan campuran bahan bakar komposisi 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar.

Selama tahun 2018-2024, volume biodiesel yang tersalurkan sebesar 63,04 juta kiloliter.

Program tersebut, dapat membantu memenuhi komitmen Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 538 juta ton CO2 dari sektor energi, atau sebesar 12,5 persen dari skenario business as usual (BAU) pada 2030.

Airlangga Hartarto menyebutkan, penerapan B40 mampu mempercepat transisi energi Indonesia untuk mencapai emisi nol karbon atau net zero emission (NZE). Ia juga menilai Indonesia sudah siap untuk menerapkan biodiesel B40 tahun depan.

Nantinya, pemberlakuan B40 akan menyedot banyak penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut. Namun, pasokan CPO akan tetap mencukupi untuk kebutuhan B40.

Guna mencukupi pasokan kebutuhan dalam negeri, Indonesia mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor CPO. Hal ini berimbas pada harga minyak sawit CPO di pasar global yang mulai naik. ***