Digitalisasi Berbuah Manis, IPCC Mulai Memetik Hasil
Proses penurunan alat berat dari kapal melalui terminal milik PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC). Dok/IPCC
EmitenNews.com - PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) fokus menerapkan digitalisasi berbagai lini layanan. Di antaranya pada sisi back office, operasional, dan customer experience.
Pengelolaan back office lingkungan Pelindo Group, IPCC mengintegrasikan sistem ERP sebelumnya menggunakan Oracle menjadi SAP. Itu memberi manfaat bagi IPCC dalam mendapatkan informasi data secara realtime dan akurat, keamanan data sangat terjamin, update segala fitur dalam aplikasi sangat mudah, mempercepat proses administrasi, dan lebih user friendly bagi pengelola administrator.
Sisi operasional, IPCC mengimplementasikan sistem operasi terintegrasi bernama PTOS-C, karya serta wujud kolaborasi sinergis antara SPMT Group dengan ILCS sebagai IT Solution Provider Pelindo Group. PTOS-C sebagai tools untuk mengelola kinerja operasional khususnya pada terminal kendaraan di lingkungan Pelindo Group diharap mampu meningkatkan trafik kendaraan, dan efisiensi proses operasi. Aplikasi ini ditargetkan akan mulai diujicoba pada Semester II-2024.
Sisi fokus terhadap kenyamanan pelanggan, baru-baru ini IPCC mengimplementasikan sistem pembayaran baru yaitu sistem Billing Praya. Billing Praya adalah aplikasi untuk menangani aktivitas permintaan layanan, pembayaran dan nota pada pelayanan kapal, petikemas, dan non petikemas yang terintegrasi dengan sistem operasi dan sistem perbankan.
Direktur Operasi dan Teknik IPCC, Bagus Dwipoyono menjelaskan, “Keuntungan bagi customer IPCC dengan adanya pergantian sistem pembuatan pranota ini salah satunya karena sistem ini terintegrasi dengan CCS Portal dimana para customer bisa mengakses secara mandiri atas invoice kegiatannya tanpa menunggu email dari tim Keuangan IPCC.”
“Sejak tahun lalu memang kita sudah punya rencana matang akan pembaharuan sistem digitalisasi di IPCC ini agar semua aktivitas administrasi yang ada di seluruh wilayah kerja IPCC menjadi sangat mudah, ini juga bisa jadi suatu keuntungan bagi para customer setia IPCC serta potensial customer karena dengan adanya sistem ini seluruh urusan pembayaran operasional mereka jadi cepat, tepat, akurat dan realtime,” jelas Bagus.
“Diharapkan nantinya dengan sistem pembayaran baru ini teman-teman dari tim administrator IPCC dapat mempercepat segala urusan yang terkait dengan pembayaran, sehingga memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi pengguna jasa IPCC,” pungkas Bagus.
Selain itu, IPCC saat ini juga sedang melakukan beberapa peningkatan layanan melalui kanal-kanal digital untuk mempermudah serta meningkatkan kinerja SDM internal yang diharapkan dapat mendorong peningkatan efisiensi dalam hal pelayanan kepada customer.
Secara bisnis, IPCC baru saja dipercaya melakukan penanganan bongkar dan muat kapal DLN Mandalika dengan rute Tanjung Priok-Balikpapan sebanyak 111 unit muatan dan 41 unit bongkaran dengan komoditi kendaraan bermotor dan alat berat di IPCC Terminal Domestik Tanjung Priok dengan waktu kurang dari 12 jam.
Dalam hal ini, IPCC secara tidak langsung turut menunjang geliat ekonomi di Balikpapan dimana terdapat pembangunan pusat Ibu Kota Negara yang masih terus berevolusi menjadi Green Smart City di masa depan guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi mengungkapkan setelah berhasil melakukan implementasi sistem digitalisasi dari sisi operasional dan standarisasi layanan, IPCC berhasil mendapatkan kepercayaan untuk melayani penuh penanganan bongkar muat untuk seluruh kargo kapal DLN Mandalika.
Sugeng menerangkan dengan adanya sejumlah kargo yang ditangani secara penuh oleh IPCC menunjukan bahwa IPCC memiliki kemampuan dalam menangani kegiatan bongkar muat di Pelabuhan sesuai dengan standar internasional dan memenuhi SLA/SLG guna memberikan layanan optimal bagi para customer loyal IPCC. Tentunya diharapkan kepercayaan ini dapat terus kita jaga dengan menangani cargo-cargo secara profesional dengan SOP yang berlaku dan segala fasilitas penunjang di terminal. Ke depan diharapkan pemenuhan layanan dan integrasi sistem dapat diimplementasikan di seluruh terminal satelit IPCC.
“Hal ini sejalan dengan posisi IPCC sebagai bagian dari Value Chain industri otomotif nasional dan menjadi bagian dari penyediaan excellent operation kepada para pelanggannya, yaitu produsen kendaraan yang memiliki produk baik ekspor maupun impor ataupun penanganan otomotif dalam negeri,”urainya. Diharapkan kepercayaan ini juga dapat diikuti oleh sejumlah pabrikan otomotif lainnya untuk memberikan kepercayaan secara penuh penanganan kargonya oleh IPCC.
Sebelumnya, IPCC telah dipercaya untuk menangani ekspor perdana Mitsubishi Pajero Sport ke Australia untuk tahun 2024. Sebanyak 193 unit Pajero Sport diberangkatkan dari Indonesia dengan menggunakan kapal KM Jasa Murni pada 29 Januari 2024 di dermaga internasional IPCC, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sedangkan selama tahun 2023, IPCC telah menangani unit Mitsubishi sebanyak 12.697 unit untuk impor dan 79.617 unit untuk ekspor.
Sedangkan untuk mengawali tahun 2024, IPCC langsung menyambut dengan hangat kehadiran pendatang baru di dunia otomotif Indonesia, Build Your Dream atau BYD yang resmi dipasarkan di Indonesia pada tanggal 18 Januari 2024 lalu. Perusahaan kendaraan listrik asal China tersebut telah meluncurkan 3 mobil listrik yaitu, BYD Seal, BYD Atto3 dan BYD Dolphin. Unit BYD masuk ke Indonesia melalui terminal IPCC sebanyak 158 unit.
Buah manis yang mulai dipetik oleh IPCC pada tahun ini merupakan langkah panjang yang telah digarap dengan pondasi yang kokoh sejak bertahun-tahun lamanya. Pada pertengahan tahun 2023, Manajemen menyampaikan bahwa IPCC sebagai perusahaan yang menjadi bagian dalam satu rantai pasok ekosistem distribusi otomotif maka perannya dalam meningkatkan konektivitas kegiatan dalam satu rangkaian tersebut haruslah optimal.
Sejumlah improvement mutlak harus dilakukan untuk mengoptimalkan peran tersebut. Melalui tiga Pilar Utama Perseroan, yaitu Digitalisasi, Ekspansi, dan Integrasi maka IPCC berharap peran dan positioningnya dalam ekosistem tersebut akan menjadi lebih optimal dan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi IPCC namun, juga sejumlah pemangku kepentingan di industri.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M