EmitenNews.com - Distribusi dokter umum dan spesialis masih menjadi masalah utama bidang kedokteran di Indonesia. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr dr Muhammad Adib Khumaidi mencatat penyebabnya, belum adanya aturan jelas terkait proses distribusi dokter yang lebih merata di berbagai daerah.

Dalam keterangannya yang dikutip Minggu (25/2/2024), Ketua Umum PB IDI Muhammad Adib Khumaidi menuturkan belum ada aturan jelas soal distribusi dokter umum dan spesialis. Ia mencontohkan soal aturan tentang distribusi notaris.

"Misalnya, notaris sekian kilometer hanya boleh satu notaris. Untuk dokter belum ada aturan soal itu karena ini berkaitan dengan aspek kebutuhan dasar yaitu kesehatan," ucap Muhammad Adib Khumaidi, dalam konferensi pers IDI, Kamis (22/2/2024).

Hingga saat ini masih banyak dokter, khususnya dokter spesialis yang lebih memilih berpraktik di kota besar, terutama di Pulau Jawa.

Ada beberapa hal yang membuat dokter masih enggan untuk bekerja di daerah perdesaan atau wilayah terpencil. Khususnya dalam soal sarana prasarana, insentif, hingga fasilitas penunjang untuk keluarga menetap.

Hasil survei menunjukkan, memang ada beberapa permasalahan di daerah sehingga penempatan dokter belum ideal, dan merata. 

Di antaranya, berkaitan dengan sarana prasarana terbatas, keterbatasan peralatan kesehatan (alkes) dan obat, insentif dan jenjang karier.

"Kemudian tidak bertahan jangka panjang, terutama fasilitas di lapangan pekerjaan itu terutama pendukung untuk anak, pasangan, seperti fasilitas pendidikan itu memengaruhi juga," tambahnya.

Alhasil, banyak dokter spesialis yang 'numpuk' di DKI Jakarta. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi di wilayah tertentu. Faktor ekonomi dan kesejahteraan memang menjadi sorotan khusus dari banyak dokter sehingga memilih untuk tetap bekerja di kota besar.

"Memang ada faktor ekonomi yang lebih tinggi di wilayah lain, tentu di DKI Jakarta. Faktor ekonomi dan kesejahteraan jadi faktor pendukung banyak dokter spesialis memilih bekerja di DKI Jakarta," katanya.

Salah satu langkah yang dapat mendorong distribusi dokter lebih baik adalah meningkatkan investasi kesehatan dalam hal ini adalah pendirian fasilitas kesehatan. Menurutnya, banyak fasilitas kesehatan dibangun di kota besar, sehingga menarik SDM kesehatan untuk datang.

Karena itu, pembangunan fasilitas kesehatan yang memadai, juga penting dilakukan di wilayah-wilayah yang lebih terpencil. Pendirian fasilitas kesehatan itu, dinilai akan menarik kebutuhan SDM. 

“SDengan demikian dalam satu wilayah itu, saat nilai ekonomi yang lebih tinggi, terus di situ banyak muncul berdirinya rumah sakit atau faskes akan menarik SDM kesehatan untuk ke wilayah tersebut," tandas Muhammad Adib Khumaidi. ***