EmitenNews.com - Rencana Kementerian BUMN menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I-IV mendapat tanggapan beragam. Nadanya tetap positif. Dan, rencana tersebut, patut dicermati dengan baik sebagai operator utama sejumlah pelabuhan Indonesia.
”Empat PT Pelindo itu, perlu digabung dalam satu holding perusahaan untuk menghadirkan layanan terintegrasi dan terstandarisasi. Dengan begitu, layanan seluruh pelabuhan seragam,” tutur Anggota Komisi VI sekaligus Sekretaris Fraksi PPP Achmad Baidowi, Selasa (2/3).
Rencana holdingisasi Pelindo itu, diharap membuat kualitas layanan logistik dalam negeri semakin meningkat. Itu penting mengingat selama ini Indonesia tertinggal dalam layanan logistik dibanding negara-negara tetangga, khususnya Singapura dan Malaysia.
Apalagi biaya logistik Indonesia cukup besar. Biaya logistik Indonesia mencapai 23,5 persen dari produz domestik bruto (PDB). Berbeda dengan Malaysia hanya 13 persen dari PDB. ”Besarnya biaya logistik ini sangat berpengaruh pada indeks kemudahan berusaha yang selama ini menjadi perhatian calon investor untuk berinvestasi di sebuah negara,” jelasnya.
Proses holdingisasi Pelindo, Kementerian BUMN bisa memilih salah satu Pelindo untuk menjadi holding perusahaan. Itu dengan memerhatikan pengalaman dan kualitas layanan selama ini. Khususnya dalam menangani pelabuhan utama berhubungan dengan layanan pelayaran Internasional.
Meski begitu, sisi negatif juga harus diperhatikan khususnya terkait keberlangsungan usaha anak dan cucu perusahaan Pelindo. ”Selain itu, merger pelindo ini jangan sampai mengorbankan tenaga kerja,” harapnya. (Yuni)
Related News

Surge (WIFI) Menang Lelang Frekuensi 1.4 GHz Regional I

Perluas Peluang Kerja, 20 Ribu Peserta Mulai Ikuti Program Magang

Airlangga: 70 Persen Pekerjaan di 2030 Tuntut Penguasaan IT/AI

Kementerian ESDM dan BPS Finalisasi Data Penerima Subsidi Energi

Tol Kataraja Seksi 1 Siap Dilewati Gratis hingga 20 Oktober 2025

Tak Kunjung Tahan Tersangka Kasus CSR BI, MAKI Ancam Somasi KPK