Dukung Pemerintah, BI Optimistis 2026 Ekonomi Tumbuh 5,4 Persen

Ilustrasi Gedung Bank Indonesia. dok. Bank Indonesia.
EmitenNews.com - Dengan sinergi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia, BI optimistis pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen yang tertuang dalam asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 bisa dicapai.
“Kami all out. Dengan inflasi yang rendah, semua kebijakan kami adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja bersama DPD RI secara daring di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Dalam prakiraan BI, ekonomi Indonesia pada 2026 tumbuh dalam kisaran 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.
Berdasarkan perhitungan bank sentral, ditambah dengan tren laju penurunan suku bunga acuan (BI-Rate), Perry Warjiyo mengatakan bahwa kecenderungan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mencapai 5,3 persen.
Meski begitu, BI optimistis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,4 persen pada 2026. Pasalnya, ada dukungan kebijakan fiskal serta mempertimbangkan berbagai kebijakan atau program yang dijalankan pemerintah untuk mendorong sektor riil.
“Tentu saja dengan didukung ekspor dan peningkatan sektor-sektor dalam negeri, baik untuk perdagangan, transportasi, maupun jasa, juga industri makanan-minuman maupun sektor-sektor lain dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi kita,” kata Perry Warjiyo.
Pada triwulan II tahun 2025, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12 persen year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen (yoy).
Dengan realisasi triwulan II 2025 tersebut, secara keseluruhan, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,1 persen atau berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen.
Pada kesempatan yang sama, Perry kembali menegaskan komitmen bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tetap menjaga inflasi rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2025 tercatat deflasi sebesar 0,08 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 2,31 persen (yoy).
Capaian inflasi ini tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen atau dalam rentang 1,5 persen sampai dengan 3,5 persen.
Nilai tukar rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat. Meski sempat menyentuh level Rp16.500 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (29/8/2025) sore. Itu yang mengemuka seiring dengan sentimen dari aksi demonstrasi yang memanas, rupiah kembali berada di kisaran Rp16.400 per dolar AS pada Senin (1/9/2025).
Pada penutupan perdagangan Selasa sore, rupiah tercatat menguat sebesar 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp16.414 dari sebelumnya Rp16.419 per dolar AS.
Sejauh ini, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk intervensi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Perry Warjiyo menyatakan bahwa pihaknya senantiasa berupaya menjaga stabilitas nilai tukar, stabilitas moneter, serta stabilitas pasar keuangan. ***
Related News

BEI Umumkan Lelang Kursi AB Sepi Peminat

Investor Pasar Modal Capai 18 juta, Didominasi Anak Muda

Short Selling Masih Tunggu Restu OJK

BEI Siapkan Implementasi Kode Domisili Investor Ritel!

Menko Airlangga: Ekonomi RI Tetap Solid di Tengah Gejolak Sosial

BEI Tegaskan Perdagangan Saham Tetap Buka Besok!