EmitenNews.com - Pada Selasa (11/6/2024), rupiah ditutup melemah 8,50 poin atau 0,05% menuju level Rp16.291 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan Rabu (12/6/2024) mata uang Garuda melemah 0,09% menuju posisi Rp16.300/USD. Depresiasi rupiah ini melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sejak Senin. Artinya, rupiah sudah mau tiga hari beruntun bergerak di zona merah.

Analis ekonomi politik, Kusfiardi, mengingatkan pelemahan nilai tukar rupiah ini apabila terus berlanjut, akan berdampak pada dinamika ekonomi Indonesia. "Pelemahan rupiah bisa menjadi ancaman serius terhadap perekonomian nasional," katanya.


Menurut Kusfiardi pelemahan rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan secara internal. Hal ini mencerminkan kondisi global yang memainkan peran penting dalam menentukan nilai tukar rupiah, terutama dengan penguatan dolar AS yang didorong oleh data ekonomi yang positif di Amerika Serikat.


Salah satu ancaman yang dihadapi perekonomian nasional adalah meningkatnya inflasi dan penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan biaya impor barang dan jasa. Hal ini bisa menggerus daya beli masyarakat, terutama dalam membeli barang-barang kebutuhan pokok dan energi.

Selain itu, pelemahan rupiah juga meningkatkan beban keuangan bagi perusahaan dan pemerintah yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS, mengurangi fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan mereka.


Tidak hanya itu, pelemahan rupiah juga menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan, mempengaruhi kepercayaan investor, dan menyebabkan kelangkaan modal. Seluruh lapisan masyarakat juga merasakan dampaknya, terutama dalam meningkatnya biaya hidup dan kebutuhan dasar.

Untuk menghadapi tantangan ini, Kusfiardi menyarankan beberapa langkah mitigasi, antara lain kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, mendorong sektor ekspor, menjaga stabilitas politik dan hukum, serta memperkuat sektor keuangan.


Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pelemahan rupiah dan membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat untuk masa depan.

Dengan demikian, pelemahan nilai tukar rupiah memang menjadi perhatian serius bagi perekonomian nasional. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat, tantangan ini dapat diatasi, dan kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat dimanfaatkan secara optimal.(*)