Keberhasilan implementasi proyek ini, ditambah dengan potensi aksi korporasi besar lainnya (seperti potensi akuisisi Link Net/LINK), menjadi basis bagi valuasi premium.

Analis IndoPremier pada Oktober 2025 memberikan rekomendasi beli dengan target harga optimis mencapai Rp 7.800, jauh di atas harga pasar saat itu dan target median analis lainnya (IDR 4,875.00 - IDR 5,750.00).

Valuasi premium ini menunjukkan bahwa pasar tidak lagi menilai WIFI berdasarkan metrik historis (P/E TTM) melainkan berdasarkan proyeksi EBITDA dan Arus Kas Bebas (FCF) yang dihasilkan oleh aset infrastruktur 5 juta homepass yang baru selama 3 hingga 5 tahun ke depan.

WIFI tetap direkomendasikan untuk portofolio pertumbuhan agresif (Aggressive Growth Portfolio). Ini adalah investasi high-growth yang sangat bergantung pada eksekusi, menuntut toleransi risiko moderat hingga agresif dan horizon investasi jangka panjang (3-5 tahun). 

Kendati demikian, investor perlu mencatat faktor kritis yang harus dipantau: kecepatan deployment jaringan 5 juta homepass, realisasi take-up rate, dan stabilitas harga wholesale dengan ISP (Internet Service Provide) mitra.

Baca juga: Laba Operasional WIFI Meroket, Tapi Margin Bersih Tertekan Utang?

Disclaimer: Tulisan ini bukan ajakan jual/beli, tapi bahan diskusi biar lo makin pinter atur strategi. Do Your Own Research (DYOR)!