EmitenNews.com - Selama sembilan bulan pertama tahun ini, emiten menara grup Jarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) hanya mencatatkan laba bersih senilai Rp2,43 triliun atau merosot 5,08 persen (y-o-y), terutama disebabkan oleh kenaikan suku bunga di 2023.

 

Berdasarkan laporan keuangan TOWR, selama periode Januari-September 2023 total pendapatan perseroan mencapai Rp8,72 triliun atau bertumbuh 7,52 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp8,11 triliun.

 

Meski pendapatan tumbuh namun, laba bersih TOWR selama sembilan bulan pertama di 2023 tercatat menurun 5,08 persen menjadi Rp2,43 triliun dari Rp2,56 triliun pada periode yang sama di 2022. Penurunan laba bersih ini terutama dipengaruhi oleh beban keuangan yang membengkak 24 persen (y-o-y) menjadi Rp2,17 triliun.

 

"Penurunan laba kami disebabkan oleh suku bunga yang lebih tinggi di tahun 2023 dibanding dengan tahun 2022," kata Wakil Direktur Utama TOWR, Adam Gifari saat pelaksanaan konferensi pers Public Expose Live 2023, Selasa (28/11).

 

Pada Kuartal IV-2023, kata Adam, perseroan akan lebih konsentrasi pada upaya menumbuhkan kinerja operasional, seiring dengan dilakukannya strategi ekspansi aset. Dia mengungkapkan, TOWR juga akan memberikan perhatian khusus pada manajemen arus kas dan manajemen beban keuangan.

 

Per 30 September 2023, total liabilitas TOWR mencapai Rp52,13 triliun atau membengkak 1,84 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp51,19 triliun. Sedangkan total aset hingga akhir Kuartal III-2023 sebesar Rp68,22 triliun atau meningkat 3,95 persen dibanding akhir Desember 2022, dengan jumlah kas Rp395,23 miliar atau melonjak 28,06 persen.

 

Adapun arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi selama periode Januari-September 2023 sebesar Rp6,72 triliun atau lebih rendah 1,61 persen (y-o-y). Sementara itu, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi selama sembilan bulan pertama tahun ini Rp3,09 triliun dan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Rp3,53 triliun.