EmitenNews.com - Sedikitnya ada empat fase penelitian inovasi nyamuk Aedes Aegypti BerWolbachia di Indonesia oleh Pusat Kedokteran Tropis UGM, dilakukan melalui pendekatan berjangka panjang dalam kurun 2011-2023. Hasil penelitian memperoleh rekomendasi WHO dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) untuk menuju jenjang pelepasan nyamuk lebih luas lagi di Indonesia.

 

Penelitian Wolbachia oleh Pusat Kedokteran Tropis UGM membuktikan penurunan 77,1 persen kasus dengue dan penurunan 86,2 persen pasien rawat inap di Yogyakarta.

 

"Penelitiannya kami lakukan secara bertahap. Tahapan ini menunjukkan kehati-hatian dalam melakukan teknologi ini dan berjangka panjang," kata peneliti sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Prof Adi Utarini dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

 

Pada fase pertama meliputi aspek keamanan dan kelayakan dengan cara membangun laboratorium untuk meneliti Aedes Aegypti yang sudah mengandung bakteri Wolbachia di dalam selnya. Kemudian dikawinsilangkan dengan nyamuk di Yogyakarta.

 

Tahapan kedua, dimulai pelepasan di masyarakat, tapi dilakukan pada skala terbatas di wilayah dusun, yakni Sleman dan dua dusun di Bantul untuk memperoleh kelaikan etik.

 

"Karena ini penelitian, kami harus memperoleh kelaikan etik dan kami berkewajiban mampu mendeteksi suspek dengue di masyarakat," kata peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang karib disapa Uut itu.

 

Dalam praktiknya di lapangan, tim peneliti tidak menunggu pasien dengue di fasilitas kesehatan, tapi mencarinya di masyarakat untuk membuat laporan suspek dengue.

 

Fase ketiga, tahapan paling penting untuk memberi pembuktian seberapa banyak nyamuk ber-Wolbachia bisa menurunkan kasus dengue. Disadari hal ini, membutuhkan kehati-hatian lebih tinggi, karena menyangkut skala lebih luas.

 

Dalam fase tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melibatkan 24 pakar independen dari berbagai bidang keilmuan. Hasilnya, seluruh risiko nyamuk ber-Wolbachia dinyatakan bisa diabaikan.