Fed Lambat Turunkan Suku Bunga, IHSG Berpotensi di Rentang 7.450-7.540
prediksi dan rekomendasi saham
EmitenNews.com - Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat data inflasi September yang lebih besar dari perkiraan. Inflasi pada bulan September tercatat sebesar 0,2% mom dan 2,4 % yoy, di atas estimasi yang masing-masing sebesar 0,1% mom dan 2,3% yoy.
Meskipun demikian data inflasi yoy tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2021. "Namun data inflasi tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan memperlambat penurunan suku bunganya," demikian ulas analis Waterfront Sekuritas.
Sementara itu harga minyak mentah menguat yang antara lain dipicu oleh adanya badai Milton di Florida, risiko terganggunya suplay dari Timur Tengah, serta potensi naiknya permintaan dari AS dan China. Harga emas menguat ditopang oleh ekspektasi masih berlanjutnya penurunan suku bunga The Fed, seiring dengan data inflasi yoy yang turun dan data initial claims pekan lalu yang menunjukkan kenaikan.
IHSG pada perdagangan Kamis 10 Oktober 2024 ditutup melemah 0,28% pada level 7480. Sektor basic material mengalami koreksi terbesar, sedangkan saham sektor consumer cyclical membukukan penguatan terbesar. Investor asing mencatatkan net sell Rp977,18 miliar termasuk transaksi di pasar non reguler.
Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan Waterfront Sekuritas akan bergerak pada kisaran support 7450/7430 dan resistance 7515/7540. Saham pilihannya adalah BMRI, BBCA, BBNI, BRIS, INDY, AKRA, INDF, ASII, JPFA, CPIN, TAPG, ANTM, INCO, MDKA.(*)
Related News
Indosat–Twimbit Report: Kedaulatan AI Jadi Kunci Indonesia Emas 2045
2026 Implementasikan B50, 2027 Giliran BBM Campuran Etanol
IHSG Rontok 1,87% ke Level 8.117, Sektor Energi Pimpin Koreksi
Indonesia Buka Peluang AS Investasi di Proyek Pemurnian Nikel
Indonesia Bersiap Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Dunia
IHSG Ambruk 2,94% di Sesi I, Seluruh Sektor Kompak Terkoreksi





