Gagal Bayar, Surat Utang WIKA Sandang Label idD
Gedung baru Universitas Jenderal A Yani Bandung hasil garapan Wijaya Karya. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melorot peringkat surat utang Wijaya Karya (WIKA) menjadi idD. Peringkat itu, meluncur dari rating sebelumnya di level idCCC. Perosotan peringkat juga berlaku bagi Sukuk Mudharabah menjadi idD(sy) dari idCCC(sy).
Surat utang itu, berupa obligasi berkelanjutan I tahap II dan obligasi berkelanjutan II tahap I. Kemduain, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I tahap II, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II tahap I. Tindakan Pefindo itu, menyusul penundaan pembayaran kupon untuk masing-masing instrumen pada tanggal jatuh tempo.
Pada saat bersamaan, Wijaya Karya juga tidak dapat mencapai kesepakatn dengan para pemegang obligasi untuk menunda pembayaran kupon selama masa remedial 14 hari kerja. Pefindo mempertahankan peringkat korporasi Wijaya Karya pada idSD, dan peringkat obligasi berkelanjutan I tahap I.
Lalu, obligasi berkelanjutan II tahap II, dan obligasi berkelanjutan III pada idCCC. Kemudian, Sukuk Mudharabah berkelanjutan I tahap I, dan Sukuk Mudharabah berkelanjutan II tahap II seri B, dan C, dan Sukuk Mudharabah berkelanjutan III tahap I seri B, dan C dengan idCCC(sy).
Peringkat mencerminkan profil keuangan dan likuiditas Wijaya Karya lemah, dan risiko ekspansi sebelumnya. Pefindo dapat meninjau kembali peringkat kalau Wijaya Karya mampu menuntaskan kewajiban pembayaran pokok, dan kupon obligasi, dan sukuk yang sudah jatuh tempo.
Wijaya Karya berdiri pada 1961. Wijaya Karya salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi. Perusahaan mencakup segmen investasi, reali & properti, infrastruktur & gedung, energi & industrial plant, dan industri. Per 30 September 2025, pemegang saham Wijaya Karya yaitu pemerintah Indonesia 91,02 persen, dan publik 8,98 persen. (*)
Related News
VTNY Ungkap Pinjaman dari Symbiotics USD5 Juta
ASLC Perkuat Penetrasi Pasar Mobkas dengan Ekosistem Terintegrasi
Saham AYAM: Siap-siap Beli Besar! Ini Target Harga Barunya
Inilah Entertainment dan Commerce Berbasis AI di 1 Ekosistem IRSX
Lego 825 Juta Sama IMPC, Harimas Dulang Rp2,28 Triliun
Kepercayaan Investor Nomor Satu! KLBF Gelar Buyback Rp250 Miliar





