Memang benar kalau dibilang penetrasi mobile sudah lebih dari 95 persen. Tapi ingat, mobile ini bisa dibilang kurang reliable untuk kedepannya. Karena bisa dibilang cukup mahal, karena kuota abis. Berbeda dengan broadband yang kita bayar 10 bulan, rata 100 ribu atau 150 ribu. Tapi untuk satu keluarga bisa menikmatinya. Ini benar-benar memang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia kedepannya.

Saat ini sayangnya dengan banyaknya provider yang ada, penetrasi broadband kita masih di bawah 15 persen. Dan ini memang cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara yang ada di kawasan. Bahkan kecepatan internet kita di Indonesia per hari ini masih sekitar 25Mbps. Kalah dari Singapura yang lebih dari 200, even Thailand yang lebih dari 200 juga, dan negara-negara lainnya. Kita hanya lebih bagus dari satu negara yaitu Laos. Nah, itulah kondisi kurang lebih industri yang ada saat ini.

“Maka saya bilang disinilah kita juga di APJII ini mendorong bukan hanya pemerataan internet juga ke seluruh masyarakat. Tapi bagaimana juga kita mendorong para provider yang memang diharapkan bukan hanya murah, tapi juga memiliki kapasitas yang besar. Sehingga ke depan, masyarakat kita dapat menikmati layanan internet dengan maksimal. Mengikuti perkembangan teknologi yang ada dengan maksimal juga. Kita harapkan dengan adanya itu, tadi kalau dibilang internet is human right, saya rasa itu benar juga,” kata Arif.

Karena kalau masyarakat nanti ke depan tidak bisa menerima internet dengan baik, sudah pasti mereka akan tertinggal secara informasi. Kualitas dengan masyarakat lainnya yang memiliki layanan internet dengan baik. Jadi, saya pikir kita sebagai asosiasi terus mendorong para teman-teman kita, para pengusaha-pengusaha biaya internet, untuk terus meningkatkan layanan yang bukan hanya memperbanyak coveragenya juga doang, tapi juga terus meningkatkan kualitas dari layanan yang ada. “Sehingga kita berharap ke depan Indonesia juga dapat masyarakat menikmati layanan internet dengan baik, sehingga pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia benar-benar dapat terhubung nyata,” pungkas Arif.