EmitenNews.com -  PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup tahun 2024 dengan capaian agresif dan solid sebagai katalis utama pertumbuhan pasar modal nasional. Capaian ini tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bursa Efek Indonesia yang digelar Rabu (25/6).

Sepanjang tahun 2024, BEI mencatat total penghimpunan dana sebesar Rp193 triliun, terdiri dari:

- 41 pencatatan saham baru senilai Rp14,4 triliun,

- 144 emisi efek utang dan sukuk (EBUS) senilai Rp143,6 triliun,

- serta aksi korporasi lain termasuk HMETD dan waran.

- RNTH sebesar Rp12,85 triliun.

Momentum ini terus berlanjut di tahun berjalan. Hingga Mei 2025, telah terdapat 14 IPO, termasuk 3 Lighthouse IPO — emiten dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun atau free float lebih dari Rp700 miliar. Dengan capaian ini, BEI menempati peringkat ke-2 di ASEAN untuk jumlah perusahaan tercatat dan mencatat pertumbuhan kedua tertinggi di dunia sebesar 1,38%.

Tak hanya mencetak rekor dari sisi jumlah emiten, BEI juga agresif memperkenalkan berbagai produk dan sistem baru:

- Single Stock Futures (SSF) resmi diluncurkan pada 12 November 2024.

- IDXCarbon mencatat transaksi hingga Rp55 miliar hanya dalam 5 bulan pertama 2025.

- Sistem SPPA dan SPPA Repo yang baru diluncurkan ikut mendukung penguatan pasar uang dan valas.

Dari sisi derivatif, transaksi structured warrant dan ETF juga melampaui target, serta pembukaan instrumen Kontrak Berjangka Indeks Asing yang kini telah menjaring 345 investor aktif.

Peningkatan jumlah investor juga menjadi sorotan utama. BEI setidaknya telah mencatatkan total 14,8 juta investor pada akhir 2024, naik 1,7 juta dari tahun sebelumnya. Untuk menopang basis ini, BEI menyelenggarakan lebih dari 34.000 kegiatan edukasi dengan total partisipasi 59 juta orang melonjak 86% dibanding 2023.

Distribusi informasi diperluas melalui 29 Kantor Perwakilan dan 967 Galeri Investasi BEI, serta optimalisasi teknologi lewat IDX Mobile yang telah digunakan lebih dari 242 ribu investor.