EmitenNews.com - Gubernur BI Perry Warjiyo mengajak masyarakat membeli produk UMKM buatan Indonesia serta bersama mengendalikan harga untuk menyejahterakan rakyat.


"UMKM yang lebih dari 90% menyerap tenaga kerja merupakan pilar ekonomi negara untuk memajukan kaum wanita dan pemuda. Di samping Itu, pariwisata  Indonesia juga penting bagi kesejahteraan rakyat," katanya dalam puncak gelaran ketiga Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) serentak di Provinsi Kalimantan Tengah Jumat (14/7).


Hal kedua yang ditekankan Gubernur BI adalah memperkuat hilirisasi dan digitalisasi bagi UMKM. "QRIS yang merupakan insiasi BI adalah salah satu contoh bagaimana kita dapat membantu mendigitalkan UMKM," tandas Perry.


Dan yang ketiga adalah perlunya memperkuat koordinasi dan sinergi. Salah satunya melalui kolaborasi pada GNPIP yang dilakukan sejak 2022 lalu melalui 46 kantor BI di seluruh Indonesia.


Lebih jauh Gubernur BI menyebut konsistensi, inovasi, dan sinergi menjadi dasar dalam upaya menjaga stabilitas harga. Ketiganya menjadi landasan Bank Indonesia (BI) dalam membangun strategi menjaga ketahanan pangan yang antara lain diwujudkan melalui inisiasi (GNPIP) bersama Pemerintah baik pusat maupun daerah dan lintas Kementerian dan Lembaga.


Jumat (14/7) kemarin secara serentak diselenggarakan GNPIP di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah GNPIP sepanjang 2023 di beberapa provinsi antara lain GNPIP Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan. Provinsi Kalteng melakukan inovasi pengelolaan pangan melalui food estate khususnya komoditas beras.


Dalam upaya stabilitas ini, penguatan ekonomi Kalteng didorong dengan geliat produk lokal dan penguatan pariwisata. Olehnya GNPIP Kalteng pada kesempatan Ini diselaraskan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).


Sementara Provinsi NTT melakukan inovasi pengelolaan pangan yang mengedepankan sejumlah strategi hulu ke hilir di antaranya klaster ketahanan pangan, pertemuan bisnis kepada akses keuangan, penguatan digitalisasi melalui aplikasi dan kelembagaan seperti operasi pasar murah.(*)