EmitenNews.com - Kereta api menjadi salah satu solusi transportasi yang efisien dalam hal energi dan ramah lingkungan. Menurut Deputi bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/ Bappenas Ervan Maksum, pemerintah sedang menghadapi sejumlah tantangan besar dalam upaya mengurangi polusi udara dan emisi karbon yang tinggi di Indonesia.

 

"Kita sudah tahu bahwa yang energinya paling murah, terus juga yang tidak menimbulkan polusi, terus berkeadilan maksudnya karena 'affordable pay' bisa dapat," kata Ervan saat menghadiri seminar nasional di Jakarta, Rabu (20/9/2023).

 

Namun, biaya pembangunan infrastruktur kereta api yang tinggi menjadi salah satu hambatan. Karena itu, konsep pembiayaan hijau "green financing" muncul untuk mengalihkan investasi dari transportasi konvensional yang berpolusi, menjadi lebih bersahabat dengan lingkungan.

 

Ervan mencontohkan Thailand sebagai salah satu negara yang sudah mengonversi moda transportasi publik ke energi listrik, serta menjual kredit karbon. 

 

Namun, hal tersebut masih menjadi tantangan di Indonesia dan diperlukan kemitraan dengan lembaga untuk mengembangkan obligasi hijau atau "green bond" dan menjalankan program pembiayaan hijau.

 

"Ini sebetulnya potensi 'green finance', seperti Rp500 triliun (subsidi) BBM, kita polusinya berapa, sebagian besar yang bakar adalah sepeda motor. Ini kalau kita konversikan, investasikan tadi dengan MRT yang lewat bawah tanah saja 4, kalau di 'east-west' itu hanya Rp10 triliun," ujarnya. ***