Holding BUMN Farmasi Catat Pendapatan Rp43,4 T di 2021, Berapa Kontribusi KAEF dan INAF?

Tangkapan layar - Honesti Basyir selaku Direktur Utama Bio Frama sebagai Holding BUMN Farmasi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPR RI komisi VI di Jakrta, pada Senin (23/5/2022).
EmitenNews.com — Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari Bio Farma, Kimia Farma (KAEF), dan Indofarma (INAF) berhasil membukukan pendapatan konsolidasi tahun 2021 sebesar Rp43,4 triliun terdorong oleh pengadaan vaksin COVID-19.
PT Bio Farma (Persero) meraih pendapatan terkonsolidasi senilai Rp7,1 triliun pada kuartal I-2022. Capaian ini tercatat masih 99% dari target perseroan senilai Rp7,14 triliun. Namun, dibandingkan periode sama pada 2021, pendapatan konsolidasi Bio Farma tumbuh sebesar 18%.
Pada tahun 2021 PT Kimia Farma (KAEF) menorehkan pendapatan Rp12,85 triliun naik dibandingkan tahun 2020 yang hanya Rp10,00 triliun. Bahkan, untuk tahun ini targetkan akan tumbuh menjadi RpRp14,26 triliun.
Sedangkan Indofarma (INAF) pada tahun 2021 mencatat penjualan bersih naik menjadi Rp2,901 triliun yang ditopang pertumbuhan penjualan obat ethical ke dalam negeri sebesar 33,37 persen menjadi Rp1,115 triliun. Bahkan di tahun 2021, perseroan mulai mencatatkan penjualan vaksin senilai Rp924,76 miliar, pos ini nihil pada tahun 2020. Hanya penjualan alat kesehatan, jasa klinik dan lainnya yang menyusut 5,5 persen menjadi Rp802,1 miliar.
"Capaian pendapatan Holding BUMN Farmasi sampai akhir Maret 2022 maka pencapaian kita 99 persen dibandingkan target kuartal I tahun ini Rp7,14 triliun dan pencapaian pendapatan kita sebesar Rp7,1 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2021, kita mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen," ungkal Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).
Laba bersih konsolidasi sampai akhir Maret 2022 capai 234 persen dari target Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
"Namun jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu maka hal tersebut mengalami 29 persen, dengan kondisi yang tidak jauh berbeda di mana penugasan-penugasan untuk pandemi sudah mulai turun," ungkap dia.
Untuk Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada kuartal I-2022 sebesar 113 persen. Pencapaian itu cukup tinggi, namun kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu memang terdapat penurunan sebesar 36 persen.
Sepanjang 2021, Bio Farma mencatat laba bersih sebesar 1,93 triliun pada akhir 2021. Jumlah ini meningkat 567,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Related News

Chandra Asri (TPIA) & Glencore Rampungkan Akuisisi Shell di Singapura

Lebaran Praktis! Transaksi QRIS Makin Nyaman dengan BRImo

Tumbuh Minimalis, GJTL 2024 Raup Laba Rp1,18 Triliun

Surplus 22 Persen, TRIS 2024 Kemas Laba Bersih Rp82,90 Miliar

Laba dan Pendapatan Positif, Ini Kinerja MTDL 2024

Melejit 88 Persen, ASLC 2024 Catat Laba Rp50,3 Miliar