EmitenNews.com - Pelaksanaan ibadah haji 2023/1444 Hijriah memiliki banyak tantangan. Salah satunya, tantangannya, berkaitan dengan jumlah kuota jemaah haji yang kembali normal usai masa pandemi Covid-19. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan, Indonesia mendapatkan kuota tambahan 8.000 dari kuota awal 221.000. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30? atau 67.000 jemaah adalah lansia. Siapkan tenaga memasuki Wukuf di Arafah.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (24/6/2023), Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, kondisi inilah yang mendorong dibuatkan satu layanan khusus, Haji Ramah Lansia. Tujuannya agar pelayanan kepada jemaah haji, terutama para lansia yang jumlahnya lumayan banyak, berlangsung maksimal.

 

"Tentu yang pertama karena akumulasi dari tahun 2022 yang mereka tidak bisa berangkat. Yang ada pembatasan, hanya bisa berangkat usia di bawah 65 tahun, sehingga tahun ini ada penumpukan jumlah lansia," ungkap Wamenag.

 

Menteri Agama memiliki kebijakan afirmasi untuk jemaah haji lansia, sehingga diharapkan bisa dikurangi bahkan pada titik tertentu sudah tidak ada lagi.

 

"Ke depan jamaah haji itu sudah rata-rata usianya tidak lansia. Karena memamg ibadah haji itu membutuhkan tidak hanya sekadar persyaratan syariah, tetapi persyaratan kesehatan dibutuhkan. Sebagian besar ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan fisik besar sekali," paparnya.

 

Tantangan kedua, saat ini kota Makkah masuk pada musim ekstrem. Suhu udara sangat tinggi, di kisaran 42 derajat Celcius, bahkan lebih. Untuk itu, jemaah haji perlu menjaga kesehatan, baik dari aspek minuman supaya menjaga dehidrasi, konsumsi makanan teratur, istirahat dan menghindari hal-hal yang tidak penting.

 

"Cukup memperbanyak ibadah di hotel masing-masing, memperbanyak berzikir, memperbanyak membaca Alquran, shalawat, dan memperbanyak amalan sunah lainnya," kata dia.

 

Sangat penting bagi jemaah untuk menghemat tenaga. Ini penting, karena jemaah haji akan memiliki kesiapan menghadapi tahapan puncak ibadah haji yang diawali dengan wukuf di Arafah. Lalu berlanjut hingga tahapan-tahapan berikutnya yang membutuhkan energi cukup besar. "Inilah pentingnya jamaah perlu menghemat tenaga," kata diam

 

Kepada pembimbing jamaah haji, Wamenag berpesan harus bisa saling membantu dan bekerja sama dengan baik dengan PPIH agar pelaksanaan haji berjalan dengan baik dan lancar, sehingga bisa mendapatkan haji mabrur. ***