EmitenNews.com - IHSG berhasil ditutup melemah 0,01% ke level 6.416,32 pada perdagangan kamis (07/10/21) dengan nilai Tranksaksi 17,72 Triliun. Adanya aksi taking profit pada sektor energi imbas penurunan harga minyak, dan sektor perindustrian selain itu investor asing masih menambah transaksi belanjanya dengan net buy sebesar Rp 2,24 triliun, adapun asing melakukan net buy pada saham-saham blue chips seperti BBRI, BMRI, BBCA, PGAS, dan UNVR .


Untuk akhir pekan ini IHSG Akan berpotensi menguji level area 6380 - 6450 dengan pertimbangan Indikator Moving Average menunjukan uptrend dan Indikator stochastic berpotensi deathcross pada area overbought. Sehingga secara teknikal IHSG akan mengalami penguatan seiring dengan tekanan daya beli investor asing pada saham bluechips, kata Indra Tedja Kusuma Analis Sucor Sekuritas dalam risetnya Jumat (8/10/2021).


Lebih lanjut Indra mengatakan, dengan melihat kondisi saat ini maka beberapa saham yang bisa menjadi lirikan para pelaku pasar adalah DMMX, HMSP, BANK, KAEF, TINS dan MAIN.


DMMX Buy On Break dengan support di 2580, cutloss jika break di bawah 2530 Jika tidak break di bawah 2620 potensi naik ke 2710 - 2770 short term. 


HMSP Buy On Weakness dengan support di 109cutloss jika break di bawah 1075 jika tidak break di bawah 1110 potensi naik ke 1170 - 1200 short term. 


BANK Buy on Weakness dengan support 2750 cutloss jika break di bawah 2700 Jika tidak break di bawah 2770 potensi naik 2860 - 2930 short term. 


KAEF Spekulasi Buy dengan support di 2570 cutloss jika break di bawah 2530 Jika tidak break di bawah 2610 potensi naik ke 2720 - 2780 short term. 


TINS Buy On Weakness dengan support di 1540, cutloss jika break di bawah 1520 Jika tidak break di bawah 1560 potensi naik ke 1620 - 1650 short term. 


MAIN Spekulasi Buy dengan support 795 cutloss jika break di bawah 775 Jika tidak break di bawah 815 potensi naik 860 - 900 short term. 


Penghentikan penggunaan bahan bakar fosil sedang mendapatkan ujian serius dikarenakan harga dan kebutuhan energi fosil justru melonjak ditengah upaya tersebut. Setelah pemadaman listrik terjadi di China, sejumlah surat kabar India melaporkan bahwa India sedang menhadapi kelangkaan batubara. Sejumlah negara Eropa juga memutuskan Kembali menggunakan batubara dikarenakan naiknya harga gas. Akibatnya, terjadi peningkatan permintaan batubara di Eropa dan Asia secara bersamaan, sementara pasokan terbatas. Akibatnya, harga batubara pun melonjak. Krisis energi ini seharusnya dapat dijadikan pengingat bahwa peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan mesti segera dilakukan.