EmitenNews.com -Sesuai perkiraan, konsolidasi IHSG di atas support 7200 berlanjut di Senin (22/1). Pergerakan tersebut diikuti kecenderungan penurunan rata-rata volume transaksi.

Valdy Kurniawan Head Of Research Phintraco Sekutotas menyebut, stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak sideways, memperkuat kecenderungan konsolidasi lanjutan. IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7185-7250 di Selasa (23/1).

Sentimen negatif regional yang membayangi IHSG adalah pemberian negative outlook pada sovereign creditworthiness di Asia-Pasifik untuk tahun 2024 oleh Moody's Investors Service. Outlook negatif ini didasari oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok di 2023.

Sebagai informasi, Moody's juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 4% yoy di 2024 dibanding rata-rata 6% yoy sepanjang 2014-2023.

Kondisi ini dapat berdampak negatif pada outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di sisi kinerja ekspor mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama. Akan tetapi, kondisi ini juga berpotensi memicu akselerasi capital inflow ke Indonesia mengingat indikator-indikator makro Indonesia relatif solid di 2023.

Saham-saham yang terkait dengan money flow, terutama bank masih dapat dicermati pasca pullback di pekan lalu dan Senin (22/1). BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI terindikasi memasuki oversold area di support. Alternatif lain adalah NISP dan BDMN. Diluar bank, speculative buy pada TBIG, ACES dan EXCL dapat dicermati.