EmitenNews.com - Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu susut 0,94 persen menjadi 7.324. Secara teknikal, IHSG breaklow MA200 di kisaran 7.332. Itu seiring dengan penyempitan positive slope pada MACD. 

Oleh sebab itu, IHSG masih rawan melanjutkan pelemahan menuju support level 7.250 sepanjang perdagangan Senin, 16 Desember 2024. Depresiasi nilai tukar rupiah memicu pelemahan IHSG pada perdagangan Jumat, 13 Desember 2024. Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah minus 0,44 persen menjadi Rp15.990 per dolar Amerika Serikat (USD).

Selain itu, rupiah juga sempat menyentuh Rp16 ribu per USD. Itu buntut European Central Bank (ECB), dan Bank Sentral Swiss memangkas suku bunga acuan pekan ini, sehingga memicu capital inflow ke Amerika Serikat (AS), dan membuat penguatan USD. Koreksi lanjutan rupiah menimbulkan kekhawatiran investor terhadap keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Rabu, 18 Desember 2024. 

Serupa dengan Indonesia, AS akan mengumumkan Fed Funds Rate (FFR) pada Kamis, 19 Desember 2024. The Fed diperkirakan memangkas FFR 25 bps menjadi 4,5 persen pada forum open market committee Desember 2024. Itu seiring kondisi perekonomian AS masih dinilai resilien. 

Selain itu, sejumlah data neraca dagang juga akan rilis pekan ini. Kondisi itu, berpotensi kembali memicu capital inflow ke Indonesia. Berdasar data tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut.

Yaitu, Midi Utama (MIDI), Mayora Indah (MYOR), Indofood CBP (ICBP), Delta Dunia Makmur (DOID), Bank Jago (ARTO), dan Adaro Energi Indonesia (ADRO). (*)