IHSG Terseret Wall Street, Koleksi Saham BREN, CUAN, dan ANTM

Petugas kebersihan menyisir teras depan Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street menyudahi perdagangan pekan lalu dengan tersungkur signifikan dipicu. Itu harapan investor terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan lebih banyak tahun ini pupus paska rilis data nonfarm payroll Desember 2024.
Berdasar data biro ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS), pada Desember lalu ada penambahan jumlah pekerja 256 ribu jauh lebih besar dibanding dengan konsensus 155 ribu. Sementara itu, tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen. Soliditas data ketenagakerjaan itu, memicu lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun ke level tertinggi sejak 2023 lalu.
Koreksi cukup dalam indeks bursa Wall Street seiring soliditas data nonfarm payroll Desember 2024 diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, lonjakan beberapa komoditas seperti minyak mentah, crude palm oil (CPO), emas, nikel, timah, gas, dan tembaga berpeluang menjadi katalis positif indeks harga saham gabungan (IHSG).
Oleh sebab itu, sepanjang perdagangan Hari Ini, Senin, 13 Januari 2024, IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. IHSG akan berderap mengitari kisaran support level 7.045-7.000, dan resistance level 7.130-7.175. Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menawarkan sejumlah saham berikut sebagai bahan koleksi.
Antara lain Aneka Tambang alias Antam (ANTM), Surya Semesta Internusa (SSIA), Bumi Resources Minerals (BRMS), Goto Group (GOTO), Barito Renewables Energy (BREN), dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN). (*)
Related News

IHSG Anjlok 1,95% ke Level 8.066 Pada Penutupan Hari Ini

Segera Uji Coba, RDMP Balikpapan Dongkrak Produksi Jadi 1,16 Juta BPH

Ekspor Lampaui USD4 Miliar, Perhiasan Lokal Diminati Swiss Hingga UEA

IHSG Turun 0,68 Persen di Sesi I, BRPT, PGEO, SCMA Top Losers LQ45

Dengan Stimulus Baru Prabowo Kawal dan Pastikan Programnya Jalan

Material Maju Berperan Penting Dukung Pertumbuhan Industri Masa Depan