EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (17/2) dibuka variatif (mixed) mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang juga berakhir mixed.
Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, melihat ketegangan di perbatasan antara Rusia dan Ukrania memaksa investor untuk memilih alokasi asetnya. Apakah di aset berisiko tinggi seperti saham atau di aset yang dianggap aman (safe haven).
"Investor merasa sedikit lega melihat perkembangan positif dari ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukrania setelah Rusia di laporkan menarik sejumlah pasukan dari wilayah perbatasan dengan Ukrania. Dan Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia bersikap terbuka untuk diskusi masalah keamanan dengan dunia barat demi mencapai jalan keluar dari krisis," katanya.
Namun demikian, risiko terjadinya invasi masih tinggi karena pejabat NATO menuduh Rusia masih melanjutkan pengerahan pasukan.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun turun 1.9 bps menjadi 2.03% setelah investor mencerna rilis notulen pertemuan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) atau yang lebih di kenal dengan FOMC Minute bulan lalu.
Notulen rapat memperlihatkan sikap pejabat Fed bahwa jika inflasi tidak segera turun seperti yang di harapkan. Maka tepat bagi Federal Reserve untuk mengakhiri kebijakan moneter yang akomodatif lebih cepat dari antisipasi sebelumnya.
"Hal ini dianggap oleh investor bahwa akan ada kenaikan di setiap pertemuan kebijakan Fed tahun ini. Fed melakukan pertemuan 8 kali setiap tahun, atau sekitar setiap 6 hingga 7 minggu," lanjut Dustin.
Namun, notulen rapat ini tidak memberikan informasi baru tentang besaran kenaikan suku bunga di bulan Maret nanti maupun infprmasi baru mengenai rencana penjualan secara langsung surat utang Pemerintah AS yang selama ini di beli oleh Federal Reserve. Investor memandang hal ini sebagai sebuah sikap yang ramah (dovish stance).
Rilis data ekonomi semalam memperlihatkan bahwa kinerja ekonomi AS masih sanagt baik di bulan Januari dengan Penjualan Ritel mencatatkan rebound tajam (+3.8% M/M) dan Industrial Production tumbuh 1.4% M/M, lebih tinggi dari ekspektasi.
Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memprediksi IHSG cenderung menguat di rentang support 6.825 - resistance 6.865. Berikut teknikal saham yang direkomendasikan.
SRTG
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 2750-2760
Target Price 1 : 2940
Target Price 2 : 3050
Stop Loss : 2570
MBTO
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend: Bearish
Trade Buy : 119-120
Target Price 1 : 126
Target Price 2 : 132
Stop Loss : 112
LPCK
Short Term Trend : Sideways
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 1280
Target Price 1 : 1335
Target Price 2 : 1365
Stop Loss : 1225.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha