Di tengah normalisasi harga batubara yang berdampak pada penurunan harga jual rata-rata sebesar 16%, ITMG membukukan pendapatan sebesar USD 2.304 juta di tahun 2024, atau turun sebesar 3% dari tahun sebelumnya. Laba kotor Perusahaan tercatat sebesar USD 699 juta dan marjin laba kotor sebesar 30%. Sementara itu, laba bersih Perusahaan pada periode tahun 2024 tercatat sebesar USD 376 juta.

Dengan penerapan manajemen kas secara hati-hati serta manajemen biaya yang ketat, ITMG mampu untuk mempertahankan neraca yang sehat. Pada akhir Desember 2024, total aset Perusahaan tercatat sebesar USD 2.407 juta, naik sebesar 10% year-on-year, dengan total ekuitas sebesar USD 1.934 juta. Posisi kas dan setara pada periode akhir Desember 2024 tercatat sebesar USD 990 juta, meningkat sebesar 16% dari akhir tahun 2023, dan menjadi porsi terbesar dari total aset Perusahaan sebesar 41%.

Sebagai Perusahaan pertambangan dan penyedia batubara yang dapat diandalkan, serta kemampuan menyediakan beragam kualitas batubara, ITMG mampu mempertahankan kepercayaan pelanggan dengan penjualan batubara ke berbagai negara termasuk Indonesia (23%), Tiongkok (38%), Jepang (18%), India (5%), Filipina (5%) dan sejumlah negara lain di wilayah Asia Pasifik.

Untuk tahun 2025, Perusahaan menargetkan total volume produksi sebesar 20,8 – 21,9 juta ton, meningkat 3% - 8% dari tahun sebelumnya, dan total volume penjualan sebesar 26,3 – 27,4 juta ton, meningkat 10% - 14%.

Perkuat Bisnis Inti dan Lanjutkan Transformasi 

Pada periode tahun 2024, fokus ITMG adalah memperkuat bisnis inti dan melanjutkan transformasi menjadi Perusahaan energi yang lebih hijau dan lebih pintar, atau greener and smarter.

Penguatan bisnis inti Perusahaan ditandai dengan mulai beroperasinya dua anak usaha ITMG yaitu PT Graha Panca Karsa (GPK) dan PT Tepian Indah Sukses (TIS). Operasional dua tambang greenfield ini telah berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan penjualan ITM secara keseluruhan. Perusahaan juga berhasil meningkatkan total cadangan batubara sebesar 93 juta ton, meningkatkan kapasitas pelabuhan angkut, dan variasi hasil coal blending di tahun 2024. Semua itu merupakan langkah strategis Perusahan dalam penguatan operasional penambangan batubara sebagai bisnis inti Perusahaan. 

Pada bisnis perdagangan batubara, anak usaha ITM, PT Energi Batubara Perkasa (EBP), berhasil meningkatkan total volume penjualan sebesar 9% year-on-year. Sementara, anak usaha ITMG yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan, PT Tambangraya Usaha Tama (TRUST), telah berhasil menyelesaikan pembangunan fasilitas pemeliharaan kendaraan berat dan perumahan karyawan guna mendukung operasional jangka panjang.

Pada pilar bisnis energi terbarukan, ITMG melalui anak usahanya PT ITM Bhinneka Power (IBP) dan dua anak usaha IBP, yaitu PT Cahaya Power Indonesia (CPI) dan PT Centra Multi Suryanesia Aset (CMSA), membukukan peningkatan signifikan pada kapasitas kontrak energi berbasis tenaga surya dari 23,1 MWp pada tahun 2023 menjadi 61,3 MWp di tahun 2024. 

Dengan management konstruksi yang baik, IBP telah berhasil meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya atap (PLTS Atap) terpasang sebesar hampir dua kali lipat di sepanjang tahun 2024. Sebagai cerminan atas komitmen dan kesungguhan Perusahaan dalam menerapkan Praktik Pertambangan yang Baik serta Prinsip Keberlanjutan, ITM dan anak usaha sukses menyelesaikan sejumlah program keberlanjutan termasuk penyelesain program rehabilitas Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 250 hektar di Perbukitan Menoreh, area pendukung destinasi pariwisata super prioritas Candi Borobudur. Hingga tahun 2024, ITM dan anak-anak usahanya, telah menuntaskan dan mengembalikan lahan DAS terehabilitasi seluas 24.633 hektar kepada pemerintah. Atas kinerja baik pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), ITM menerima apresiasi dari berbagai pemangku kepentingan termasuk Pemerintah melalui kementerian maupun badan, media nasional dan regional dan asosiasi praktisi profesional.

Terkait prospek harga saham ITMG, Riset Ciptadana Sekuritas Asia merekomendasikan HOLD dengan target price di level 24.000 per saham. Ciptadana menilai hasil kinerja ITMG di 4Q24 tetap solid meski prospek laba lebih rendah. Hasil 4Q24 lebih baik dari perkiraan, mendorong laba FY24 di atas ekspektasi.

Indo Tambangraya (ITMG) melaporkan laba bersih 4Q24 sebesar USD 101,1 juta (-30,1% QoQ / -7,8% YoY), terutama disebabkan oleh harga jual rata-rata (ASP) batubara yang turun 4,1% QoQ serta rasio pengupasan yang lebih tinggi (9,7x vs. 9,3x di 3Q24). Meskipun laba bersih FY24 turun 25,2% YoY menjadi USD 374,1 juta, angka ini melampaui perkiraan kami (108,0% dari FY24F) karena kami terlalu tinggi dalam memperkirakan komponen biaya ITMG, serta sejalan dengan konsensus pasar (98,4% dari FY24F).

Poin utama dari analisis Ciptadana adalah Perseroan menetapkan target produksi batubara yang konservatif sekitar 20,8–21,9 juta ton, sejalan dengan perkiraan kami sebesar 21,3 juta ton. Perusahaan tetap fokus pada efisiensi biaya untuk mengurangi dampak volatilitas harga batubara.

Rata-rata rasio pengupasan diperkirakan sekitar 10–11x, sesuai dengan perkiraan kami sebesar 10,5x. Dengan cadangan kas yang kuat sekitar USD 990 juta, perusahaan berencana untuk mempertahankan dividen yang menarik bagi pemegang saham, meningkatkan cadangan batubara, dan mendukung modal kerja.

Berdasarkan panduan tersebut, "kami mempertahankan proyeksi produksi batubara, volume penjualan, dan rasio pengupasan sambil melakukan sedikit penyesuaian pada biaya tunai FY25-26F (lihat Exhibit 4). Kami telah memasukkan revisi terbaru terhadap harga patokan batubara kami, menurunkan ASP batubara FY25-26F masing-masing sebesar 11,9% dan 6,6%. Prospek harga batubara cenderung melemah, terutama karena pertumbuhan ekonomi yang moderat di negara-negara utama konsumen batubara seperti Tiongkok dan India. Akibatnya, estimasi laba bersih FY25-26F kami turun masing-masing sebesar 24,0% dan 31,7% menjadi USD 291 juta dan USD 191 juta," tulis Riset Ciptadana Sekuritas.

Diturunkan ke Hold dengan TP lebih rendah di Rp24.000. Seiring dengan revisi laba, kami menurunkan target harga saham (TP) ITMG menjadi Rp24.000 (dari sebelumnya Rp30.000), yang didasarkan pada valuasi PE sebesar 6,0x. Kami menurunkan rekomendasi ITMG menjadi Hold karena TP kami saat ini hanya menawarkan kenaikan terbatas sebesar 1,3% dari harga saham saat ini. Kami masih menyukai ITMG karena kebijakan dividen yang menarik, dengan yield dividen yang diperkirakan sebesar 18,9% dan 11,5% untuk FY25-26F.