EmitenNews.com -Fokus tahun depan dari  PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah pembiayaan food security ekosistem keberlangsungan ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat dan climate change. Meskipun obligasi kami tidak secara stempel green bond atau sustainable, tetapi secara jiwanya seluruh pendanaan kami gunakan untuk pembiayaan yang pasti berkelanjutan. Sudah merupakan obligasi yang masuk dalam kategori sustainable bond.

 

Hingga september 2023, Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sudah ada lebih dari 8 penyelesaian transaksi pembiayaan, bahkan belum lama ini IIF telah masuk ke pembiayaan rumah sakit. 

 

Tahun depan IIF menargetkan penyaluran pembiayaan sekitar 3 triliun. Adapun untuk saat ini IIF dalam proses penerbitan obligasi senilai Rp500 miliar. Dari rencana penerbitan itu sekitar 60% akan digunakan untuk modal kerja dan diharapkan dapat terserap dalam 5 bulan. Terkait 40% dari dana penerbitan obligasi kali ini  akan digunakan untuk refinancing terkait pinjaman bank yang sudah jatuh tempo yang akan dipakai untuk melunasi sebagian pinjaman tersebut.

 

Muhammad Ramadhan Harahap Chief Investment Officer IIF mengatakan bahwa saat ini IIF sudah menjalin kerjasama untuk pembiayaan atau advisory, selain bina karya ada beberapa project khususnya IKN beberapa kontraktor untuk pembangunan listrik di ring 1, sumber pembiayaan dari APBN, ke depan kita aktif untuk proses pembiayaan yang sedang berlangsung secara KPBU saat ini masih dalam proses penyiapan untuk perumahan, infrastruktur dasar air, proses penyiapan project sedang on going dan kami terus monitor.

 

“Jadi kita paling besar itu ada 3 sektor dimana energi menjadi yang terbesar dengan persentase 24% lalu ada telekomunikasi serta jalan tol dan lain-lainnya ada beberapa sektor lain seperti rumah sakit hingga pendidikan,” kata Muhammad Ramadhan dalam konferensi pers yang di gelar di jakarta, Rabu (22/11/2023).

 

Sedangkan Direktur dan Chief Financial Officer serta Interim Chief Risk Officer IIF Rizki Pribadi Hasan mengatakan, hingga akhir tahun total aset yang dimiliki Indonesia Infrastructure Finance (IIF) diproyeksikan menyentuh Rp15 triliun.

 

Secara rata-rata para debitur akan melunasi pinjaman kepada IIF dalam kurun waktu 7 tahun tapi ada pinjaman yang sampai 13 tahun, tapi ada juga pinjaman yang jangka pendek hanya 4 tahun dan bahkan ada pula yang hanya 1 tahun. “ Tapi secara keseluruhan rata-rata di 7,5 tahun,” ujar Rizki,

 

Dari sisi fundamental kami sangat sehat karena para pemegang saham IIF itu ada lima institusi yang sangat kuat, jadi kita memiliki kolaborasi dengan masing-masing pemegang saham.

 

Khusus dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) pun kita masuk dalam pembiayaan bersama dan sudah ada satu yang terealisasi pembiayaan bersama dengan SMBC bahkan dengan BTPN sebagai pihak terafiliasi dengan SMBC sudah ada pembicaraan namun belum bisa disebutkan saat ini.