Industri Pulp dan Kertas Sumbang 15,55 Persen Emisi Industri
Sektor industri menyumbang sekitar 34 persen emisi nasional, dengan kontribusi industri pulp dan kertas mencapai 15,55 persen dari total emisi sektor industri.(Foto: Nusantara,co)
EmitenNews.com - Industri pulp dan kertas nasional terus menunjukkan peran strategis sebagai salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia, sekaligus bersiap melakukan transformasi besar menuju industri yang berkelanjutan dan rendah emisi.
Hal tersebut mengemuka dalam Seminar Pembukaan Rapat Kerja Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Tahun 2025 yang mengusung tema “Beyond Growth: Transforming Indonesia’s Pulp and Paper Industry Towards a Sustainable Future”.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menegaskan bahwa sektor industri agro masih menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas (IPNM).
Berdasarkan data Pusdatin Kemenperin, pada Triwulan III 2025 industri agro mencatatkan kontribusi sebesar 51,74 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Kontribusi tersebut didominasi oleh industri makanan dan minuman sebesar 41,06 persen, diikuti industri pengolahan tembakau sebesar 3,98 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 3,68 persen, industri kayu sebesar 1,99 persen, serta industri furnitur sebesar 1,02 persen.
Optimisme tersebut tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) November 2025 yang berada di level 53,45, serta Purchasing Managers Index (PMI) di angka 53,3, yang sama-sama berada di zona ekspansif.
Sebagai bagian dari industri agro, sektor pulp dan kertas memiliki kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional. Sepanjang 2024, nilai ekspor industri pulp dan kertas Indonesia mencapai USD 8,09 miliar dengan volume 11,98 juta ton, sementara impor tercatat USD 3,42 miliar.
Hingga pertengahan 2025, terdapat 113 perusahaan pulp dan kertas dengan total kapasitas produksi 11,43 juta ton pulp dan 21,31 juta ton kertas. Sektor ini juga berkontribusi 3,68 persen terhadap PDB nonmigas.
Secara global, Indonesia menempati peringkat ke-7 produsen pulp dunia dan peringkat ke-6 produsen kertas terbesar dunia, dengan kapasitas industri yang terus berkembang.
"Industri ini menyerap lebih dari 288 ribu tenaga kerja langsung dan sekitar 1,2 juta tenaga kerja tidak langsung," ungkap Putu.
Meski mencatatkan kinerja positif, industri pulp dan kertas dihadapkan pada tantangan global untuk mempercepat transformasi menuju industri berkelanjutan. Sektor industri menyumbang sekitar 34 persen emisi nasional, dengan kontribusi industri pulp dan kertas mencapai 15,55 persen dari total emisi sektor industri.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) sektor industri pada 2050, serta mendukung target NZE Indonesia 2060 atau lebih cepat, melalui penyusunan roadmap dekarbonisasi industri pulp dan kertas nasional.
Roadmap tersebut mencakup peningkatan efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, penguatan bauran energi bersih, pengelolaan limbah terintegrasi, hingga adopsi teknologi maju seperti CCS/CCUS dan pemanfaatan biomassa berkelanjutan.
Lebih lanjut, Plt. Dirjen Agro mengatakan, pihaknya juga mendorong penerapan ekonomi sirkular, antara lain melalui pemanfaatan kertas daur ulang (KDU) sebagai bahan baku. Model ini dinilai mampu menghemat energi hingga 60 persen dibandingkan produksi pulp dari bahan baku primer.
“Ekonomi sirkular tidak hanya menurunkan emisi dan limbah, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi, mengurangi ketergantungan impor, serta membuka peluang green jobs di berbagai daerah,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, APKI diharapkan berperan aktif sebagai mitra strategis pemerintah untuk memperkuat sinergi antar pelaku industri, mendorong efisiensi energi, modernisasi proses produksi, serta percepatan adopsi teknologi rendah karbon.
Rapat Kerja APKI 2025 diharapkan menghasilkan rekomendasi dan langkah konkret guna memperkuat daya saing industri pulp dan kertas nasional, sekaligus meneguhkan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen utama pulp dan kertas dunia.(*)
Related News
IHSG Melemah Jelang Libur Nataru, Sesi I Ditutup di Level 8.614
Bapanas Bakal Sikat Pelanggar HET dan HAP Bapok Jelang Nataru
Simpan 173 Juta Barel Minyak, WK Gagah Jatuh ke Tangan Proteknik Utama
Lelang WK Migas Tahap III Tawarkan Kebijakan Fiskal Menarik
Wall Street Kian Menyala, IHSG Cenderung Menguat
Lanjut Menguat, IHSG Uji Level 8.700





