EmitenNews.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), Luky Alfirman mengatakan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memiliki beberapa inovasi untuk melakukan pembiayaan infrastruktur. Salah satunya berupa penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau biasa dikenal dengan Sukuk Negara.
“SBSN ini memiliki berbagai instrumen, salah satunya sukuk ritel. Hasil investasi dari Sukuk ritel negara ini antara lain difokuskan pada pembangunan sarana pendidikan yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia,” sebut Luky dalam acara Pembukaan Masa Penawaran Sukuk Ritel SR016 yang dilakukan secara daring, Jumat (25/02).
Sukuk Ritel adalah produk investasi syariah yang ditawarkan oleh Pemerintah kepada warga negara Indonesia sebagai investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan. Sukuk Ritel juga sudah mendapatkan opini syariah dari Dewan Syariah nasional Majelis Ulama Indonesia.
"Hasil investasi Sukuk Ritel akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur Indonesia termasuk juga di bidang pendidikan. Hal ini digunakan sebagai investasi untuk merekat jalinan kebangsaan menuju bangsa yang mandiri,” jelas Luky.
Dirjen memaparkan beberapa pembangunan infrastruktur dan sarana pendidikan yang sudah dibangun dari hasil investasi sukuk negara.
Di wilayah Papua ada Pusat Konservasi Sanctuary Hiu Paus Taman Nasional Teluk Cendrawasih di Kabupaten Nabire Provinsi Papua. Pembangunan sarana pendidikan ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Biosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilakukan pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2021.
Selanjutnya, Luky menyebut pembangunan jembatan Holtekamp atau Youtefa yang berada di Kota Jayapura Provinsi Papua. Di Pulau Sulawesi, ada deretan infrastruktur yang dibangun dari hasil investasi sukuk negara, yaitu Gedung Perpustakaan Universitas Sulawesi Barat di Kabupaten Majene provinsi Sulawesi Barat dan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Tomia dan Binongko.
“Di Kalimantan terdapat pembangunan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di kota Balikpapan Provinsi Kalimantan timur dan ada pula pembangunan Jalan Nasional Wilayah Dua Kalimantan Timur Sambeta- Santan-Bontang-Sangatta," ungkap Luky. Keberadaan jalan nasional ini dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di kawasan tersebut, termasuk kemudahan akses pendidikan.
Di pulau Jawa dan Bali, yang pertama adalah pembangunan Technopark Geonomik Biodiversitas Tropika dan Lingkungan Nasional Terintegrasi di Cibinong, Bogor yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Lalu ada pula pembangunan Groundsill di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur yang bertujuan untuk memperkuat bendung gerak Bojonegoro dan menanggulangi kerusakan di hilir Bendung Gerak Bojonegoro.
“Di pulau Bali terdapat pembangunan Bendungan Tukad Mati yang dibangun oleh Kementerian PUPR yang berguna untuk mengurangi resiko bencana banjir di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kuta, Seminyak dan Jalan Legian, sekaligus menjadi pusat kegiatan pariwisata internasional,” lanjut Luky.
Di pulau Sumatera ada pembangunan Gedung Kuliah Terintegrasi U2 Universitas Teuku Umar, pembangunan gedung UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jalan Kereta Api Layang di perkotaan Medan tahap 1, pembangunan Gedung Kuliah Umum I dan Gedung Laboratorium Teknik I di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Kabupaten Lampung Selatan, dan juga pembangunan Pengaman Pantai Kalianda (Pantai Sukaraja) di Kabupaten Lampung Selatan.(fj)
Related News
Jadi Tersangka Korupsi, Gubernur Bengkulu Siap Tanggung Jawab
OTT di Bengkulu, KPK Tangkap 8 Orang, Salah Satunya Gubernur
Kasus Pemerasan Terhadap SYL, Polda Periksa Firli Bahuri Pekan Depan
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Tersangka Terancam Hukuman Mati
Bertemu di Abu Dhabi, Prabowo-MBZ Sepakat Perkuat Kerja Sama RI-UEA
BPOM Cabut Izin Edar 16 Produk Kosmetik, Cek Daftarnya