EmitenNews.com -PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) kini memiliki pemegang saham pengendali baru setelah PT Samudera Industri mengambil alih sebanyak 45,54% saham INOV dari PT Hilon Indonesia dengan nilai transaksi Rp 144,93 miliar. 

 

"Akuisisi tersebut menjadikan Samudera Industri sebagai pemegang saham pengendali Inocycle dengan kepemilikan 66,37% saham, naik dari sebelumnya 20,83%. Transaksi terjadi pada 25 September 2023," kata Direktur Utama Inocycle JaeHyuk Choi dalam keterangan tertulis, Selasa (26/9/2023).

 

Transaksi jual beli saham INOV antara Hilon Indonesia selaku penjual dengan Samudera Industri sebagai pembeli, dimana keduanya selaku pemegang saham utama perseroan

 

JaeHyuk Choi mengungkapkan, Hilon Indonesia menjual kepemilikan 45,54% atau 823.499.675 saham INOV kepada Samudera Industri pada harga Rp 176 per saham. "Setelah transaksi ini, Samudera Industri memiliki 1.200.221.900 saham Inocycle Technology atau setara 66,37%. Tujuan transaksi untuk berinvestasi. Dan, status dari kepemilikan saham adalah langsung," tutur dia.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, pada prinsipnya, transaksi ini dilakukan dalam rangka memperkuat posisi keuangan perseroan untuk mengembangkan usaha strategis Inocycle di masa yang akan datang.

 

Sementara itu, Direktur Inocycle Technology Group (INOV) Victor Choi sebelumnya mengatakan, Inocycle optimistis mampu mencatatkan kinerja positif pada akhir 2023. Optimisme itu didukung oleh kinerja perusahaan pada paruh pertama tahun ini dan perkembangan ekonomi sirkular yang semakin pesat.



Victor Choi mengatakan, saat ini perseroan dalam kondisi yang menguntungkan, lantaran ekonomi sirkular yang belakangan ini semakin mendapatkan perhatian. "Hal ini berkat besarnya peluang yang tersimpan bagi industri daur ulang limbah plastik serta meningkatkan kesadaran akan lingkungan dari individu maupun pelaku usaha," ungkap dia, baru-baru ini.

 

Dia melanjutkan, pada 2022, investasi untuk sektor tersebut tercatat mencapai Rp 20 triliun. Tak hanya di Indonesia, permintaan biji plastik daur ulang dari negara-negara Eropa juga meningkat secara signifikan berkat gelombang konsumen yang mulai beralih menggunakan bahan baku ramah lingkungan.

 

Meski demikian, Victor mengaku, industri daur ulang masih perlu banyak didorong. Terlebih, baru sekitar 20% dari sampah plastik di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan baku plastik dengan kualitas  food grade . "Salah satu upaya menanggulangi tantangan ini adalah dengan memperbanyak fasilitas  recycling center  di kota-kota kecil, menengah, dan besar di Indonesia untuk menciptakan  value chain  terhadap sampah PET tersebut," kata dia.