EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak volatile cenderung melemah. Di mana, pelaku pasar masih akan mengantisipasi data inflasi Indonesia, dan Fed interest rate decision rilis pekan ini. 


”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.020, dan resisten 7.110,” tutur Dian Ayu, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Senin (31/10).


Secara teknikal, Indeks mulai tertahan pada level resistance 7.091 diikuti stochastic mulai membentuk pola death cross sehingga rawan untuk terjadi koreksi. Namun, beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain TBIG, BFIN, MAPI, INDF, PTRO, ARNA, dan BBTN.


Akhir pekan lalu, Indeks minus 0,50 persen menjadi 7.056. Nyaris seluruh sektor terkoreksi. Sektor technology minus 2,15 persen, sektor non-cyclicals menukik 1,29 persen, dan sector industry anjlok 0,99 persen. Investor asing tercatat membukukan net buy pasar regular Rp146,20 miliar. Saham paling banyak dibeli investor asing di antaranya BBRI, BBCA, dan TLKM.


Sementara itu, ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street menguat dipimpin Nasdaq surplus 2,87 persen. Penguatan didorong penurunan yield obligasi pemerintah 10 tahun telah menyentuh level 4.010. Selain itu, investor kembali optimistis karena rilis data GDP US kuartal tiga tumbuh diikuti data pendapatan personal income di atas perkiraan pasar.


Pagi ini, bursa Asia menjelajahi zona hijau. Indeks Nikkei 225 menguat 1,38 persen, dan Kospi menanjak 1,01 persen. Pagi ini, Jepang merilis data retail sales September tumbuh menjadi 1,1 persen secara bulanan walau data industrial production turun 1,6 persen. Sementara itu, industrial production Korea juga melambat menjadi tekor 1,8 persen secara bulanan diikuti retail sales turun 1,8 persen secara bulanan. (*)