EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (18/2) dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street.


Semalam indeks saham S&P 500 jatuh 2.1%, terbesar dalam 2 minggu dan pertama dalam 3 hari terakhir, sementara DJIA mencatatkan penurunan harian terbesar di tahun ini dari sisi poin dan persentase.


Penurunan sejumlah indeks saham menurut Phillip Sekuritas karena investor mulai menggeser portfolionya ke sektor defensive seperti Consumer Staples dan aset-aset yang di anggap aman (safe haven) seperti emas, mata uang Yen dan surat utang Pemerintah AS.


Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun turun 7.5 bps menjadi 1.97% sementara harga kontrak berjanagka (futures) emas naik 1.9%, menembus USD1,900 per ons untuk pertama kali sejak Juni 2021.


"Sentimen pasar tertekan oleh kekhawatiran mengenai kemungkinan invasi Rusia ke Ukrania. Presiden AS Joe Biden mengatakan ada sejumlah indikasi bahwa Rusia berencana menyerang Ukrania sementara Rusia menuduh AS mengabaikan tuntutan keamanan yang di minta oleh Rusia," sebut analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Lebih lanjut, pemberontak pro-Rusia dan militer Ukrania saling menuduh atas terjadinya insiden penembakan di zona gencatan senjata. Inggris dan AS mengatakan Rusia sedang mencari-cari alasan untuk memulai inflasi.


Dari sisi makroeknomi, investor harus mengantisipasi prospek langkah agresif yang akan diambil oleh bank sentral AS (Federal Reserve) di bulan-bulan mendatang. Investor juga mencerna rilis sejumlah data ekonomi AS yang keluar mengecewakan.


Di pasar tenaga kerja, jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) secara tak terduga mencatatkan kenaikan minggu lalu sementara di pasar perumahan, jumlah proyek pembangunan rumah (Housing Starts) bulan lalu turun 1.4% M/M, terbesar dalam 6 bulan dan lebih rendah dari ekspektasi.


Di sektor manufaktur, data The Philadelphia Fed Manufacturing Index turun ke level 16 untuk bulan Februari dari level 23.3 di bulan Januari dan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang berada di level 20.


Untuk hari ini, dari dalam negeri investor menantikan rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk 4Q21. Phillip Sekuritas memprediksi IHSG masih cenderung melemah di rentang support 6.795 - resistance 6.865. Saham-saham yang direkomendasikan adalah sebagai berikut.


EMTK
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend: Bearish
Trade Buy : 1805-1810
Target Price 1 : 1875
Target Price 2 : 1895
Stop Loss : 1735

KARW
Short Term Trend : Sideways
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 196
Target Price 1 : 212
Target Price 2 : 224
Stop Loss : 181

PANR
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend: Sideways
Trade Buy : 264
Target Price 1 : 286
Target Price 2 : 294
Stop Loss : 242.(fj)