EmitenNews.com - Tahun 2024, jumlah investor pasar modal Indonesia meningkat 21,77%. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 24 Desember 2024, jumlahnya 14,817 juta dari 12,168 juta orang tahun 2023. Jumlah investor pasar modal di Indonesia didominasi usia 30 tahun ke bawah. Persentase anak muda di pasar modal  54,92%, dengan total aset Rp53,83 triliun. Investor 60 tahun ke atas 2,96%, nilai asetnya Rp865,48 triliun.

Dalam keterangannya, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara menuturkan, data Single Investor Identification (SID) bukan penjumlahan dari masing-masing SID di C-BEST, S-INVEST (Reksa Dana dan produk investasi lainnya), Surat Berharga Negara, dan tidak termasuk Tapera.

Penting diketahui, setiap investor hanya memiliki satu SID untuk beragam instrumen investasi di Pasar Modal yang mencakup saham, obligasi korporasi, SBN, reksa dana.

"Perkembangan ini menegaskan berasal upaya inklusi pemanis yang kita lakukan bersama-sama," kata Aditya dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024, di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024).

Yang menarik, jumlah investor pasar modal di Indonesia didominasi usia 30 tahun ke bawah dengan persentase 54,92%. Total aset dari investor anak muda ini mencapai Rp53,83 triliun.

Satu hal lagi, ada investor pasar modal di rentang usia 31 hingga 40 tahun dengan persentase 24,41% dan nilai aset Rp272,60 triliun. Sedangkan investor di rentang usia 41 hingga 50 sebanyak 12% dengan nilai aset Rp198,10 triliun.

Tercatat pula investor pasar modal pada rentang usia 51 hingga 60 tahun sebanyak 5,71% dengan nilai aset Rp288,33 triliun. Terakhir, investor berusia 60 tahun ke atas 2,96% dengan nilai aset Rp865,48 triliun.

"Di bawah umur 30 tahun dengan nilai aset paling kecil yaitu Rp53,83 triliun, tapi ini menunjukkan optimisme kita bahwa pergerakan orang-orang klaster di bawah 30 tahun itu nantinya akan bertambah umurnya dan nanti membawa mindset yang sudah mindset investasi," ungkapnya.

Jika ditinjau dari data sebaran, Pulau Jawa masih mendominasi dengan jumlah 69,09% dengan nilai aset Rp4.684 triliun, Sumatera 15,60% dengan nilai aset Rp108,74 triliun.

Sulawesi 5,44% dengan nilai aset Rp 17,85 triliun, Bali-NTB-NTT 3,69% dengan nilai aset Rp 23,06 triliun, dan Maluku-Papua 1,27% dengan nilai aset Rp 6,22 triliun. ***