EmitenNews.com - Pertemuan Tingkat Menteri Negara-Negara Indo-Pacific Economic Framework (IPEF-MM) hari Sabtu (27/05) sepakat mengumumkan penyelesaian secara substansi salah satu dari empat pilar utama IPEF, yakni Pilar II terkait rantai pasok atau Supply Chains Agreement. Sekiranya terwujud, perjanjian tersebut akan menjadi bentuk kerjasama kawasan pertama di dunia yang berfokus pada isu-isu seputar rantai pasok.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Duta Besar RI Rosan Roeslani mewakili Indonesia menghadiri IPEF MM, di mana isu rantai pasok menjadi pembahasan dan simpulan utama.


Pembahasan Pilar II-IV, selama ini telah dilakukan dalam tiga kali putaran perundingan IPEF, masing-masing di Brisbane pada bulan Desember 2022, Bali pada Maret 2023 dan Singapura pada Mei 2023, serta putaran perundingan khusus Pilar II-IV di New Delhi pada bulan Februari 2023. Berbagai putaran perundingan tersebut didukung dengan beberapa putaran intersesi yang dilakukan secara virtual.


Memimpin pembahasan pada Pilar II, Secretary of Commerce Amerika Serikat Gina Raimondo, menyampaikan bahwa perundingan pada substansi Pilar II telah selesai dalam waktu yang sangat singkat. Secretary Gina berharap momentum penyelesaian perundingan ini dapat terulang pada pilar IPEF lainnya.


Secara umum, kesepakatan pada Pilar II bertujuan untuk meningkatkan ketahanan, efisiensi, produktivitas, keberlanjutan, transparansi, diversifikasi, keamanan, keadilan, dan inklusivitas dari rantai pasok para anggota IPEF melalui kegiatan kolaboratif dan juga tindakan individu yang dilakukan oleh masing-masing anggota IPEF.


Melalui Pertemuan Tingkat Menteri IPEF, negara partisipan IPEF berkomitmen merealisasi kerja sama yang diharapkan dalam IPEF Supply Chains Agreement. Bentuk kerjasama akan melibatkan dunia bisnis dan program-program terkait technical assistance and capacity building. Hasil dari kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan investasi pada critical sectors, key goods, infrastruktur fisik dan digital, transportasi, dan proyek-proyek ketenagakerjaan.


Dalam mendukung komitmen tersebut, juga diusulkan pembentukan tiga badan baru dalam IPEF Supply Chains Agreement, guna memfasilitasi kerja sama di antara mitra-mitra IPEF mengenai isu-isu rantai pasok. Tiga badan tersebut adalah IPEF Supply Chain Council, IPEF Supply Chain Crisis Response Network dan IPEF Labor Rights Advisory Board. Masing-masing negara anggota IPEF nantinya diharapkan dapat menyertakan perwakilan pejabat senior pada masing-masing badan.


Negara-negara mitra IPEF sepakat akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan, termasuk konsultasi domestik dan peninjauan hukum, guna menyiapkan teks final IPEF Supply Chains Agreement. Setelah finalisasi, perjanjian ini akan diserahkan pada proses domestik tiap anggota IPEF agar kemudian melakukan penandatanganan dan ratifikasi.


Usai penyelenggaraan PTM IPEF di Detroitini, agenda terakhir dalam finalisasi perjanjian Pillar II adalah kajian hukum atau legal scrubbing yang diharapkan dapat diselesaikan pada putaran perundingan keempat IPEF yang akan diselenggarakan di Korea Selatan pada bulan Juli 2023.(*)