Sementara itu, Principal Cyber Security, Grab Indonesia, Richi Aktorian menambahkan, membangun keamanan digital bukan hanya soal sistem, tetapi soal ekosistem. Grab terus berinvestasi dalam cyber resilience framework, sistem deteksi dini ancaman, dan pelatihan keamanan bagi seluruh tim agar mampu menjaga keandalan layanan bagi pengguna, mitra pengemudi, dan merchant.  

“Melalui GRACS IPSS 2025, kami berharap kolaborasi antara pelaku industri dan regulator semakin erat dalam memperkuat pertahanan siber nasional,” urainya.

Country Sales Director DAS-Security, Kusuma Wijaya menambahkan, sektor finansial di Indonesia tengah menghadapi beragam tantangan dalam pengelolaan data. Mulai dari kepatuhan terhadap regulasi hingga kesenjangan dalam deteksi risiko yang sering kali tidak terlihat. 

“Kepatuhan terhadap regulasi menuntut akuntabilitas penuh atas setiap aktivitas akses data nasabah, sementara laporan menunjukkan bahwa sekitar 68% pelanggaran data disebabkan oleh kesalahan internal maupun kelemahan pihak ketiga yang terlambat terdeteksi,” tambah Kusuma Wijaya.

Satu hal, melalui GRACS IPSS 2025, ISACA Indonesia Chapter bersama dengan Grab Indonesia dan OVO berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ketahanan siber nasional dan memperluas pemahaman publik akan pentingnya digital trust di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

Forum ini diharapkan dapat mempercepat adopsi prinsip privacy by design, security by design, dan trust by design di seluruh lini industri untuk mendukung terciptanya ekosistem digital Indonesia yang aman, transparan, dan terpercaya. ***