EmitenNews.com -Emiten sawit yang tengah menjadi perhatian para investor pasar modal dengan market cap yang mencapai Rp12,53 triliun serta PBV 1,89 dan PER 12,94, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) memang terbilang memiliki kinerja apik.

 

Hal ini bisa dilihat dari capaian kinerja tahun lalu yang membukukan laba bersih senilai Rp1,83 triliun. Perolehan tersebut naik dari periode 2021 yang sebesar Rp1,51 triliun. Sementara itu penjualan pun tercatat senilai Rp7,26 triliun, perolehan ini naik dari sebelumnya sebesar Rp5,20 triliun.

 

Bahkan pada pekan lalu Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) telah membagikan dividen tunai sebesar Rp710 miliar. Besaran dividen yang dibagikan adalah sebesar 76% dari laba. Pembagian dividen telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar 8 Mei 2023. 

 

Rasio pembagian dividen yang tinggi menjadi pemantik bagi investor terus merangsek masuk untuk menjadi pemegang saham di SSMS. Merujuk data kepemilikan saham SSMS per 9 Juni 2023 tercatat ada sebanyak 3.045 investor atau tumbuh 251 investor dibandingkan pada 30 April 2022 sebanyak 2.794 investor.

 

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) senantiasa menjalankan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan serta menjaga dan memelihara kondisi lingkungan sekitarnya. Upaya ini tercermin dari berbagai standar dan sertifikasi berkelanjutan yang telah dimiliki oleh Perseroan, baik lokal maupun internasional, antara lain ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan, Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan (Proper), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

 

Komitmen mensertifikasi unit bisnis, bukan semata sebagai pemenuhan regulasi namun sebagai wujud tekad dan kesungguhan dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu tidak ada deforestasi, tidak ada penanaman baru di lahan gambut dan tidak ada pembakaran serta menerapkan kebijakan NDPE (No Peat, Deforestasi and Exploitation) dalam menjalankan praktik-praktik sawit berkelanjutan.

 

Untuk memastikan keberlangsungan bisnis, SSMS berupaya semaksimal mungkin untuk mengelola dan melindungi kawasan dengan nilai konservasi tinggi, hutan dan gambut yang berada di seluruh operasional. Khusus untuk area gambut, SSMS bekerja sama dengan konsultan eksternal untuk melakukan identifikasi sebaran kawasan gambut, tingkat kematangan dan kedalaman gambut, dan rekomendasi untuk monitoring dalam pengelolaan kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan gambut sesuai regulasi pemerintah.

 

Dalam rangka mengurangi emisi karbon yang berdampak pada pemanasan global, SSMS mendorong penerapan operasional ramah lingkungan yakni penggunaan sumber energi terbarukan melalui pemanfaatan fiber dan cangkang sawit sebagai alternatif pembangkit listrik.

 

Inisiatif lain yang dilakukan SSMS, sejak tahun 2018 telah mengoperasikan satu pabrik Biogas berkapasitas listrik 1,5 mega watt yang dapat menangkap gas Metana dari limbah cair kelapa sawit (palm oil mill effluent) dan mengubahnya menjadi sumber energi terbarukan. Kedepannya, SSMS berencana membangun tiga pabrik biogas dan dalam waktu dekat akan mengoperasikan satu pabrik biogas di PT Kalimantan Sawit Abadi.