EmitenNews.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, kembali melontarkan pernyataan bernada politis. Setelah sebelumnya berdalih membawa aspirasi pengusaha mengusulkan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo, Jumat (11/6) kemarin ia kembali melontarkan dukungan dengan seruan politis "lanjutkan!".


Seruan Bahlil yang ditimpali ungkapan yang sama dari Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIMPI Mardani H. Maming itu dilontarkan di acara Perayaan 50 Tahun HIPMI di Jakarta Convention Center. Selain Presiden Jokowi, acara itu dihadiri puluhan pengusaha dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.


Tampak di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.


Menanggapi pernyataan politis Bahlil dan Mardani, Presiden mengingatkan untuk hati-hati.


"Hati-hati, ini tahun politik. Bapak-Ibu yang menyampaikan, “Lanjutkan, lanjutkan.” Saya yang didemo," katanya disambut riuh rendah hadirin.


Presiden mengingatkan hal itu sudah terjadi. Sebelumnya Bahlil yang juga mantan Ketua HIPMI mengungkapkan sejumlah alasannya mengusulkan perpanjangan masa jabatan Jokowi.


"Besoknya, nggak ada sehari saya yang didemo besar-besaran. Loh yang ngomong bukan saya, yang didemo saya. Demo dong Pak Bahlil. Nanti ini sama. Kalau nggak saya jawab bukan HIPMI yang didemo, tapi saya. Hati-hati, sekali lagi ini tahun politik," tegasnya.


Tapi Presiden memahami jika yang dimaksud dilanjutkan adalah program-program pemerintah yang sudah ia jalankan.


"Pemimpinnya siapa pun terserah. Tapi yang dilanjutkan adalah program-programnya, supaya ada kontinuitas, supaya ada keberlanjutan. Jangan sampai pemimpin satu sudah mengerjakan, tidak dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya, ini yang bahaya," tandasnya.


Jika program seorang presiden tidak dilanjutkan oleh presiden berikutnya, ia mengibaratkan sekolah mulai terus dari TK. "Sudah ke SMP, sudah ke SMA, ganti pemimpin, mulai lagi dari TK lagi. Kapan kita akan sampai ke lulus universitas?" kata Jokowi.


Presiden mengingatkan problemnya yang dihadapi sekarang ini bukan problem yang enteng. Semua negara mengalami hal yang sama, yakni ketidakpastian.


"Jangan sampai karena kita nanti ada perhelatan pemilu dan pilkada, ketidakpastian itu tambah lagi," sambungnya.


Jokowi yakin semua kepala negara saat ini pusing semuanya, karena urusan pemulihan ekonomi karena pandemi belum selesai, ditambah lagi perang di Ukraina. "Jangan sampai tambah lagi kita urusan di dalam negeri, kita jaga betul bersama-sama, setuju? Karena masalah politik di 2024," demikian Presiden.(fj)