Kabar Baik! Proyek MRT Tomang-Bekasi Mulai Dibangun Tahun Depan
Ilustrasi Proyek Mass Rapid Transit Lin Timur–Barat fase 1 tahap 1 yang membentang dari Tomang, Jakarta Barat, hingga Medan Satria, Bekasi, ditargetkan mulai dibangun pada 2026. Panjang lintasan pada tahap pertama ini mencapai 24,5 kilometer. Dok. MRT Jakarta.
EmitenNews.com - Kabar baik bagi pengguna Moda Raya Transportasi, atau MRT. Proyek Mass Rapid Transit Lin Timur–Barat fase 1 tahap 1 yang membentang dari Tomang, Jakarta Barat, hingga Medan Satria, Bekasi, ditargetkan mulai dibangun pada 2026. Panjang lintasan pada tahap pertama ini mencapai 24,5 kilometer.
Dalam keterangannya yang dikutip Rabu (12/11/2025), Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud mengatakan, proyek ini akan dibiayai melalui skema pembiayaan bersama (co-financing) antara Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB).
Kepada pers, Senin (10/11/2025), Farchad Mahfud mengungkapkan, pembangunan MRT lin timur barat dari Tomang hingga Medan Satria rencananya mulai dibangun pada 2026, dengan co-financing Japan International Cooperation Agency dan Asian Development Bank.
Dalam proyek ini akan dibangun pula jalur menuju depo MRT yang berlokasi di Rorotan, Jakarta Utara, sepanjang 5,9 kilometer.
Proyek ini juga mencakup pengembangan fasilitas penunjang untuk meningkatkan aksesibilitas penumpang ke berbagai bangunan di sekitar stasiun.
“Harapannya, kami bisa menghasilkan integrasi antarmoda dengan bangunan di sekitarnya yang pada akhirnya akan mempermudah mobilitas masyarakat di Jakarta, bahkan Jabodetabek,” tutur Farchad.
Desain stasiun dalam proyek Lin Timur–Barat akan dibuat lebih efisien dibandingkan tahap-tahap sebelumnya.
Proses penjajakan awal diperkirakan memakan waktu sekitar dua tahun. Penjajakan ini dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Deltasari Adipratama, yang akan diawali dengan kajian pengembangan lahan di sekitar area proyek.
KAI uji coba penambahan jadwal perjalanan LRT Jabodebek
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan uji coba penambahan jadwal perjalanan LRT Jabodebek pada 11 hingga 30 November 2025. Uji coba ini untuk meningkatkan frekuensi perjalanan LRT Jabodebek serta memperpendek waktu tunggu (headway) kereta.
Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi mengungkapkan dengan uji coba ini, jumlah perjalanan LRT Jabodebek pada hari kerja meningkat dari sebelumnya 396 perjalanan menjadi 430 perjalanan. Selain itu juga rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek bertambah menjadi 26 rangkaian dari sebelumnya hanya 24.
Dalam keterangan tertulisnya Selasa (11/11/2025), menurut Mochamad Purnomosidi, bertambahnya jumlah perjalanan dan rangkaian kereta yang dioperasikan juga berpengaruh terhadap waktu tunggu (headway) kereta yang menjadi semakin singkat. “Waktu tunggu kereta saat jam sibuk pada lintas Jatimulya / Harjamukti - Cawang (PP) akan menjadi 8 menit 15 detik. Sedangkan untuk lintas Cawang - Dukuh Atas BNI, waktu tunggu kereta akan menjadi 4 menit 7,5 detik," katanya.
Selama masa uji coba, tim dari KAI dan stakeholders terkait akan melakukan pemantauan real time terhadap performa setiap perjalanan untuk memastikan perjalanan LRT Jabodebek tetap aman, lancar, dan nyaman.
Hasil uji coba nantinya akan dievaluasi guna melihat dampaknya terhadap keandalan sistem, kestabilan jadwal perjalanan, serta kenyamanan penumpang. Evaluasi ini akan menjadi dasar bagi KAI dalam menetapkan pola operasi terbaik di masa mendatang.
Sepanjang tahun 2025, KAI mencatat sebanyak 23,5 juta pengguna telah memanfaatkan layanan LRT Jabodebek. Pada bulan Oktober sendiri, ada sebanyak 2.779.904 pengguna, dengan rata-rata 105.056 pengguna pada hari kerja dan 45.453 pengguna pada akhir pekan yang menggunakan LRT Jabodebek. ***
Related News
Kasus Korupsi PLTU 1 Mempawah Kalbar, Halim Kalla Urung Diperiksa
Temukan Lahan Negara Disewakan, Mentan Tindak Tegas Pejabatnya
Kejagung Lagi Selidiki Investasi Telkom (TLKM) di GOTO, Masih Tertutup
Di Pelabuhan Tanjung Perak, Purbaya Temukan Indikasi Under Invoicing
Sukses Uji Coba Lapangan, KDM Siap Modali Produksi Massal Bobibos
Nilai Dagang Dengan Australia USD15 Miliar, Indonesia Masih Defisit





