EmitenNews.com - Kebakaran yang melanda Depo Pertamina Plumpang, Jumat malam (3/3/2023), mulai diselidiki polisi. Tim laboratorium forensik Polri memulai melakukan penyisiran awal di lokasi permukiman warga terdampak. Polisi juga tengah memeriksa pihak Pertamina untuk mengetahui penyebab kebakaran semalam. Tim sedang bekerja mengumpulkan sejumlah saksi dan bukti-bukti.

 

Bahkan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sudah meninjau puluhan bangunan rumah warga terdampak di samping depo pada Sabtu (4/3/2023). Mantan Kabareskrim Polri itu, melihat langsung rumah-rumah warga yang luluh lantak dilahap si jago merah. Rumah warga dalam radius 300 meter dari lokasi kebakaran hangus terbakar.

 

”Tim sedang bekerja. Jadi, untuk mendalami kita akan menanyakan kepada saksi-saksi yang diperlukan apakah itu dari masyarakat, dari depo (Pertamina), ahli, dan sebagainya. Setelah ini, saya akan masuk ke TKP awal titik kebakaran,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada pers, di Plumpang, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023).

 

Di TKP, tim Puslabfor menyisir lokasi dengan menggunakan kamera drone untuk merekam luasan lokasi terdampak dan titik api pertama. Mereka juga memotret tembok, sejumlah rumah, dan perabotan warga yang gosong akibat kebakaran hebat yang menelan 17 korban tewas, dan 51 orang luka-luka itu.

 

Petugas juga sudah mendirikan posko tanggap darurat, dapur umum, dan toilet sementara di kantor Komando Rayon Militer (Koramil) Koja, dekat lokasi kejadian. Polisi membuka posko aduan warga untuk mencari anggota keluarganya jika belum ditemukan. Informasi yang ada masih ada warga tidak diketahui keberadaannya.

 

”Tadi dilaporkan masih ada tiga orang yang dilaporkan di pos saat ini, kita masih menunggu dalam pemeriksaan,” ucap Listyo.

 

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir yang mendampingi Wapres Ma’ruf Amin menemui korban terdampak kebakaran, Sabtu, juga meminta Pertamina menginvestigasi penyebab kebakaran yang kembali terulang. Depo dengan kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter ini pernah terbakar pada 2009. Erick menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.

 

”Saya pastikan investigasi yang dilakukan Pertamina berjalan optimal. Saya juga akan mengawal penanganan korban dan keluarga yang harus menjadi prioritas,” kata Erick.

 

Kebakaran yang terjadi Jumat malam, pukul 20.11 WIB baru dapat dipadamkan Sabtu (4/3/2023), pukul 02.19 WIB. Kondisi di lapangan menunjukkan, permukiman padat sepanjang 500 kilometer di balik tembok terminal BBM Pertamina itu luluh lantak. Tembok dan kaca rumah warga hancur berkeping-keping.