Kejagung Lagi Selidiki Investasi Telkom (TLKM) di GOTO, Masih Tertutup
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung RI, Anang Supriatna. Dok. Tribunnews.
EmitenNews.com - Kejaksaan Agung tengah melakukan penyelidikan terkait investasi PT Telkom Indonesia (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Telkom berinvestasi pada GOTO, tepatnya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek pada 2020. Investasi pada 16 November 2020 tersebut berbentuk obligasi konversi tanpa bunga sebesar USD150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun per 31 Desember 2020.
Dalam keterangannya yang dikutip Rabu (12/11/2025), Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung RI, Anang Supriatna mengungkapkan, masih tahap penyelidikan. Namun, Anang belum menjelaskan secara detail terkait dengan perkara ini, termasuk soal duduk perkara maupun pihak-pihak yang sudah diambil keterangannya.
Menurut Anang Supriatna jaksa masih mengumpulkan keterangan untuk mencari adanya peristiwa pidana dalam investasi Telkom ke Goto. Terlebih, kata Anang, penyelidikan ini bersifat tertutup.
"Terkait investasi Telkom ke GoTo masih penyelidikan. Jadi masih tertutup," kata Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung, Anang Supriatna kepada pers, seperti dikutip, Senin (10/11/2025).
Ihwal pengusutan kasus tersebut diketahui usai kejaksaan mengusut dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi pada 2020-2022. Penyidik sempat menggeledah kantor GoTo dan memeriksa sejumlah mantan petinggi startup tersebut. Tetapi, belum ada penjelasan kaitan GoTo dengan kasus yang merugikan negara Rp1,9 triliun tersebut.
Jika mencoba mundur sedikit, diketahui keputusan investasi Telkomsel di Gojek pada 2020 sempat menimbulkan sorotan di masyarakat karena besarnya investasi tersebut. Dipertanyakan soal apakah aksi korporasi tersebut sudah memperhitungkan mitigasi yang matang, karena dikhawatirkan terjadi konflik kepentingan di balik keputusan itu. Pada Agustus 2022, Komisi VI DPR RI sempat melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) panitia kerja untuk menganalisis aksi korporasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menjelaskan kronologi keputusan investasi itu. Aksi korporasi kedua entitas bermula pada 16 November 2020, Telkomsel melakukan transaksi investasi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dalam bentuk convertible bond (CB) tanpa bunga sebesar USD150 juta (atau sekitar Rp2,1 triliun dengan asumsi kurs saat itu) yang akan jatuh tempo pada 16 November 2023.
Dalam perjanjiannya, Telkomsel memiliki opsi untuk membeli tambahan saham PT Aplikasi Karya Anak Bangsa sebesar USD300 juta (sekitar Rp4,3 triliun).
Kemudian, pada 17 Mei 2021, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa melakukan penggabungan, atau merger dengan Tokopedia yang menyebabkan convertible bond milik Telkomsel dikonversi menjadi saham PT Gojek Tokopedia Tbk (GoTo). Convertible bond akan dikonversi menjadi saham sesuai perjanjian pemesanan saham.
Pada 18 Mei 2021, convertible bond sebesar USD150 juta (Rp2,1 triliun) tersebut dikonversi menjadi saham GoTo. Telkomsel juga melaksanakan opsi beli yang dimiliki untuk membeli tambahan saham GoTo sebesar USD300 juta (Rp4,3 triliun), yang dikonversi juga menjadi saham sebagai kelanjutan convertible bond pada 2020.
Dengan begitu total kepemilikan saham GoTo oleh Telkomsel sebesar 89.125 lembar saham (sebelum stock split) dengan nilai sebesar USD450 juta (Rp6,4 triliun).
Dari laporan keuangan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) - induk usaha Telkomsel - terdapat kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo sebesar Rp881 miliar per 31 Maret 2022.
Padahal, saat itu, Telkomsel menggunakan penilaian bahwa nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai penawaran saham pada saat initial public offering (IPO) sebesar Rp338 per saham.
Bahkan hingga 2025, Investasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belum sepenuhnya menguntungkan. Ini menjadi alasan perusahaan akan terus mengevaluasi investasinya tersebut.
Diketahui, investasi TLKM di GOTO dilakukan melalui Telkomsel. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2025, Telkomsel menilai wajar investasi di GOTO masing-masing Rp83/saham dan Rp70/saham masing-masing di periode 31 Maret 2025 dan 2024.
Dari situ jumlah keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025 sebesar Rp308 miliar. Sedangkan jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar untuk periode 2024 sebesar Rp403 miliar.
Mengenai kabar merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab, yang diisukan menjadi salah satu jalan keluar atau exit strategy bagi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) untuk melepaskan investasinya di GOTO, perseroan enggan menanggapi apa yang disebut bersifat spekulatif.
Related News
Kabar Baik! Proyek MRT Tomang-Bekasi Mulai Dibangun Tahun Depan
Kasus Korupsi PLTU 1 Mempawah Kalbar, Halim Kalla Urung Diperiksa
Temukan Lahan Negara Disewakan, Mentan Tindak Tegas Pejabatnya
Di Pelabuhan Tanjung Perak, Purbaya Temukan Indikasi Under Invoicing
Sukses Uji Coba Lapangan, KDM Siap Modali Produksi Massal Bobibos
Nilai Dagang Dengan Australia USD15 Miliar, Indonesia Masih Defisit





